Minggu, 12 Desember 2010

10 tips hebat memperjuangkan perasaan


1. Memberikan perhatian lebih Si Cowok akan memberikan perhatian lebih terhadap kamu dibanding terhadap orang-orang lain. Biasanya, teman-teman kamu akan lebih bisa merasakan ini daripada kamu sendiri. Misalnya, di saat kamu sedang menggigil kedinginan karena cuaca sedang buruk, dia akan menjadi orang pertama yang menawarkan jaketnya untuk kamu. Di saat kamu sedang sakit, dia akan menjadi orang pertama yang menawarkan bantuan atau membelikan kamu makanan.
2. Meluangkan waktunya untuk kamu Cowok yang mencintai kamu selalu ingin berada didekat kamu. Hal ini akan terlihat jelas, apalagi kalau dia bisa meluangkan waktunya untuk sesuatu yang dia sebenarnya tidak suka lakukan. Padahal kamu tau kalau dia sebenarnya tidak suka shopping, tapi dia mau meluangkan waktunya untuk menemani kamu belanja ke shopping mall.
3. Menerima kamu apa adanyaOrang yang mencintai kamu selalu menerima kamu apa adanya. Mau kamu itu segemuk apapun, sebau apapun, ataupun sejorok apapun, dia pasti tetap bisa menerima kamu dan tidak mengutarakan komen apapun untuk merubahnya. Bagi dia, itu adalah hal unik dari kamu.
4. Lebih romantis terhadap kamuOrang yang sedang jatuh cinta sama kamu, dia pasti akan lebih ber-romantis-ria bersama kamu. Contohnya, dia mungkin akan mengirimkan sms seperti “Selamat pagi”, “Selamat malam”, “Selamat tidur”.
5. Mau tau segalanya tentang kamu setiap saat Selalu aja nih Cowok mau tau kegiatan kamu sehari-hari. “Hari ini gimana di kantor?” atau mungkin “Nanti ada acara apa?” Semuanya itu adalah hal-hal yang dia ingin tau tentang kamu, kegiatan kamu sepanjang hari, maupun untuk acara ke depan.
6. Selalu mengingat hal-hal kecil tentang kamu Orang yang mencintai kamu selalu mengingat tiap kata2 yang kamu ucapkan bahkan mungkin kata2 yang kamu sendiri lupa pernah mengatakannya kepada dia. Tapi dia akan ingat akan hal-hal kecil yang kamu katakan maupun lakukan.
7. Selalu menganggap kamu adalah Cewek satu-satunya untuk diaSi Cowok tidak akan mendekati Cewek lain jikalau dia sedang jatuh cinta sama kamu. Cowok yang melirik Cewek lain tidak mungkin sedang jatuh cinta, itu namanya Cowok yang lagi bingung. Setiap kali dia ingin keluar makan, dia selalu telpon kamu, ngajak kamu, dan menelpon kamu pertama daripada menelpon Cewek lain. SMS dari kamu selalu dia simpan malahkan menghapus SMS orang lain jika inbox dia sudah penuh.
8. Tidak akan gampang membuat janji kepada kamuCowok yang mencintai kamu tidak akan gampang untuk membuat janji. Dia akan lebih hati-hati untuk menyiapkan semuanya untuk kamu. Jika dia tidak yakin akan sesuatu, dia tidak akan gampang untuk menjanjikannya. Bukan karena dia adalah Cowok yang tidak bisa dipercayai, tapi justru dia ingin kamu mempercayainya. Dia sedang berhati-hati supaya tidak mengecewakan kamu.
9. Tidak akan mau menyusahkan kamu Kamu sedang butuh sesuatu, dia akan selalu menawarkan bantuan untuk kamu tanpa kamu minta. Dan jika kamu sedang di dalam kesusahan, dia akan mencari jalan untuk meringankan beban kamu. Dia akan menyuruh kamu untuk tidak mengkuatirkan apapun karena dia telah memikirkan penyelesaiannya untuk kamu.
10. Tidak punya alasan untuk mencintaimu“Kenapa kamu sayang aku?” Cowok yang mencintaimu tidak akan bisa menyebutkan mengapa dia mencintaimu. Cinta itu bagaikan sesuatu yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Itu adalah hal yang hanya bisa dirasakan. Kalau dia mulai mengatakan “Karena kamu cantik!” Wah, itu namanya gombal! Jangan mau percaya kalau dia mengatakan hal-hal yang muluk-muluk.

Alasan cowok ga mau nembak cewe,,

“Kenapa yah ngga ada cowok yang nembak aku???” Pertanyaan yang kerap kali Helda tanyain ke diri sendiri dan temen-temen. Eitss, sekarang ngga lagi doong. Ngga zamannya lagi gitu loh. *LOL* Gitu pun, it’s nice to share about latar belakang kenapa pertanyaan di awal paragraf ini kerap kali Helda ajuin. (Grammar-nya lebay banget ngga sih.)

Cekidot!
Pas SMP. ‘Senandung Masa Puber’ gitu deh. Tapiii, mau bersenandung apaan yah? Yang ada senandung kesedihan dan kesepian kali yak. Nasib Helda kasian banget tau ngga sih. Temen sebangku Helda udah ada yang nembak pas kelas I. Keren lagi cowoknya. Sementara Helda??? Nasib Helda kasian banget tau ngga sih. *Guna menandaskan mode on*
Selama 3 taon, ngga ada cowok yang ngelirik-lirik Helda. Oke, Helda akui ada, bahkan ada gosip-gosip Helda pacarnya si cowok [terkeren] ituh. Tapi, mereka ngga tauu, Helda sama sekali NGGA PERNAH DITEMBAK SAMA DIA. (Matilah, Hel, kalo ditembak. -.-)

Nembak Cewek
Hmm… Sejujurnya, Helda boong deng. (Jujur atau boong sih, Hel??) Ada sih yang nembak Helda pas masih SMP, tepatnya kelas II. Yang pertama, oleh wakil ketua OSIS. Yahhh, Helda akui ini suatu prestasi yang… Kedua, Helda ditembak sama cowok yang adalah temen deket – tapi ternyata HELDA DIKERJAIN.

Pas SMA. Masa-masa SMA lebih parah dan sangat-sangat parah. Kali ini Helda ngga boong. (Jadi yang sebelumnya boong gittu ya, Hel? Fiuh!). 3 kali Valentine sama sekali ngga ada yang menyatakan isi hatinya ke Helda.
Jadinya, Helda tanya-tanya deh. Yup! Itulah latar belakangnya kenapa Helda sering ngajuin pertanyaan seperti: “Kenapa sih kaga ada cowok yang suka sama Helda? Kenapa sih ngga ada cowok yang ‘nyatain’ ke Helda?”
“Kau sangar banget sih, Hel. Senyum dikit napa!”
Salah satu tanggepan dari temen Helda. Oke, Anda benar, Teman! Mungkin Helda ngga menarik karena sayah ngga cantik dan punya tubuh pendek. Tapiii, jangan katain aku SANGAR doong, emang Helda ini rocker yah?

“Habis, kerjamu tuh belajar terusss sih, Hel!”
What??? Ngga segitunya kale! Mana mungkin Helda kerjanya cuma belajar! Jadi Helda ngga makan gitu? Helda ngga nonton drama Korea favoritku gituh? Ok, Helda akui penampilan Helda itu culun banget. Ingat banget ada adik kelas yang bisik-bisik gitu. Rok di bawah lutut trus kebesaran gitu juga bajunya. Udah gitu pegang buku dan pakai kaca mata. Rambut kayak Einstein. Tapiii, HELLLOOOO… kamu tau ngga sih, HELDA SENGAJA… SENGAJA… Itu bagian dari trade mark Helda!

“Mungkin pas pandangan pertama, cowok ngga naksir kau, Hel. Tapi kalo dia udah kenal deket, cowok bisa cinta samamu.”
So sweeeeet… Itu kata-kata penghibur dari temen cowok Helda. Yah, sekali lagi PENGHIBUR, ingat itu!
Dari cerita cinta di atas, mungkin ada hikmah yang bisa temen-temen dapet. Mungkin kalian ngalamin apa yang Helda alamin. Kalian mungkin sering bertanya: “Kenapa sih ngga ada cowok yang suka aku? Kenapa sih ngga ada yang nembak aku?”
Khususnya cewek-cewek nih. Hey, Gals! Cewek ngga hanya dinilai menarik ngga menariknya dari seberapa banyak cowok yang nembak dia. Trus, jangan pernah sandingkan antara ’suka’ dengan ‘nembak’! Boleh aja seorang cewek ngga ada yang nembak, tapi bukan berarti ngga ada cowok yang suka sama dia. Mungkin cowok-cowok segan gitu.

nembak cowo??? why not??

Cewek nembak duluan !, “Why not?!”
Didunia percintaan sah-sah aja kalau cewek punya inisiatif nembak cowok terlebih dahulu. Kan udah zamannya emansipasi , jadi kalau kamu nembak duluan bukan berarti kamu cewek murahan atau cewek gampangan. Kalau kita nonton acara reality show semacam “Katakan cinta” udah banyak pejuang cinta yang berjenis kelamin perempuan, hal ini membuktikan bahwa urusan “tembak-menembak” ternyata cewek juga jago !. Mengenai diterima atau nggaknya sih , urusan nanti. Jadi “Lupakan gengsi!”.
Pihak, yang kontra
Menurut pihak yang kontra, cewek nembak duluan bisa meruntuhkan harga diri perempuan itu sendiri. Dan menurut mereka , cewek jenis ini pedenya ketinggian !.”Sikap seperti ini bisa bikin cowowk ilfill!” menurut sisca , salah satu sumber yang di wawancara.
Pihak yang Pro
Sedang pihak yang pro memiliki alasan , bahwa cewek juga bisa ngambil inisiatif ini apabila:
1. Sicewek ada diatas angin. (Artinya bila sicewek termasuk cewek idola, banyak cowok yang naksir dan semua ngasih sinyal cinta kepadanya, dalam situasi seperti ini dan untuk menghindari persaingan serta konflik , ada baiknya si cewek ngambil langkah penembakan)
2. Si cowok tipe pemalu. (termasuk gue heheh). Biasanya cowok seperti ini memiliki perasaan takut karena memiliki pertimbangan semisal:
“Kalau gue naksir cewek favorit seperti dia, kira-kira gue masuk antrian/no urut yang keberapa yah?!”, “Apa gue masuk kriterianya?!”, “Gue takut ditolak!” , “Gue bukan siapa-siapa” dsb.
3.Menyatakan cinta itu bukan masalah laki atau perempuan, ini menyangkut kasih sayang. Demi kebahagiaan bersama, dan kalau udah suka-sama suka daripada sama-sama bingung, lebih baik si cewek nembak duluan. Toh hal ini dapat mempersingkat waktu pedekate, tul gak?!.
4. Sama-sama memiliki gebetan. Nah daripada orang yang kita taksir diambil orang, lebih baik kita yang ambil duluan.
5. Si cowok gak yakin sama signal yang kamu kirim kepadanya, dikiranya kamu hanya simpati aja terhadapnya. NAh , daripada mubajir kenapa nggak ditegasin aja?!.Mendam perasaan sakit lho !.
NAh, bila kamu udah yakin sama perasaan kamu dan ingin sesegera mungkin nembak sicowok , ada baiknya kamu simak prilaku cowok dibawah ini :
Ayo tembak, kalau :
- Dia sering nelpon, dan ngajak kencan. (kalau gue gak termasuk !, karena takut bikin ilfill si cewek . heheh)
- dapat Info temen dekat sicowok, kalau dia suka sama kamu tapi sicowok pemalu.
- Saat ngobrol, dia bawaanya senyum melulu, memiliku perhatian kekamu secara berlebihan , grogi, salting, suka minjem hal-hal yang gak perlu semisal buku dsb, banyak tanya hal-hal yang gak nyambung dan apabila memandang terlihat bahwa pandangannya dipenuhi percikan-percikan kasih.dsb.
- Dia suka nulis puisi cinta tentang “seseorang” yang disayanginya. ( gue banget !, heheh)
Stop kalau :
- Dia sudah punya pacar.
- Sikapnya ogah-ogahan kekita, atau selalu menghindar bila kita mendekatinya
- Dia menelepon kalau ada perlunya ( gue gak termasuk lho)
- NAda suaranya ogah-ogahan kalau kita telepon atau dia selalu ingin buru-buru nuntasin pembicaraan.
- Dia playboy kelas berat
Jurus penembakan with style :
1. Supaya gak bingung , tulis apa yang mau diomongin sama gebetan, sebutkan kelebihan-kelebihan yang membuat kita ingin pacaran sama dia. semisal ; “Aku senang banget ngobrol bareng kamu. kamu pintar dan lucu. Jujur , aku suka banget sama kamu!”
2. Dandan yang oke, jangan sampe salah kostum.
3. Ajak ngobrol dari hati kehati, hindari penembakan didepan orang banyak. Kecuali kamu udah siap lahir bathin.
4. PAstikan mood gebetan lagi oke. Ajak aja dia bercanda dulu. dan ajukan pertanyaan2 standar.Kalau dia menjawabnya oke dan antusias berarti moodnya ok.
5. Menyiapkan acara kencan yang romantis, seperti candle light. Suasana ngaruh lho !, apalagi kalau sicowok tipe orang yang romantis !.
6.Bikin kata-kata puitis. tapi minta penilaian temen dulu, biar gak dikira gombal atau bikin sicowok ilfil
7.Takut mendadak “bisu” ketika berhadapan sama gebetan ?!. PAkai cara lain semisakl sms, email , website (jangan tiru gue malu-maluin heheh) dsb.Tapi ruginya kita gak bisa liat ekspresi dia ! ( Kesungguhannya gak terlihat oleh kita)
8. Jangan mengesankan kita desperate tanpa dirinya. “Aku sebenarnya ngggak berharap apa-apa. Aku dah cukup senang ngeluarin isi hatiku. TApi aku akan merasa lebih baik kalau tahu bagaimana perasaan kamu yang sebenarnya. Apapun itu”. Kataaa-kata ini membuat kita terkesan anggun sehingga kalaupun ditolak , dimata dia, kitagak kacau-kacau amat !, gitu lho heheh.
9. Siapkan senyum dan hati yang tegar. Siap nembak berarti siap ditolak, begitu juga sebaliknya. Kalu dia bilang : “Sory aku hanya menganggap kamu teman saja”. Tersenyumlah dan katakan; ” Nggak apa-apa kok. Yang penting kita tetap berteman ya”…….
Nah, setelah itu, saat lagi sendiri…baru deh kita bisa nangis , mencak-mencak dsb……yah, namanya juga usaha, yang penting hati dah plong …
oke slamat nembak !

tips nembak jitu

Buat yang masih jomlo
Dari temen-temen ...
---------------------

Cowok adalah sosok mahluk yang diciptakan untuk selalu optimis.
Termasuk masalah jodoh dalam rangka ngedapetin pasangan hidup.
Mungkin cerita-cerita di bawah ini bisa jadi
bahan pemikiran buat cowok-cowok yang mo ngomong
sama si cewek yang udah lama diincer.
Yang penting... diingetin aja kalo cowok harus
selalu optimis. OK ....


Roni : Aku suka sama kamu, Rin ....Aku pengin kamu jadi pacarku.
Rina : (Malu-malu) Aku juga suka sama kamu, Ron.
Artinya - Jelas si Rina suka sama si Roni, sampe
ngomong terus terang gitu.
------------------------------------------------

Hendro : Nov, Aku bener-bener suka sama kamu. Aku pengin kita bisa jalan bareng.
Novi: Kaya'nya kita lebih baik temenan aja,dech. Kita khan udah lama temenan.
Artinya - Novi pun sebenarnya suka sama si Hendro.
Status "teman" hanya buat alasan aja buat si
Novi biar bisa deket terus sama si Hendro.
------------------------------------------------

Andri: Aku ngerasa cocok jalan sama kamu. Mau ngga' jadi pacarku, Wen ?
Wenny: Jangan sekarang deh .... Aku pengin konsentrasi study-ku dulu
Artinya - Wenny suka sama si Andri, jawaban yang nggantung dan ngambang kaya' gitu maksudnya biar
Andri penasaran dan tetep "stay around" si Wenny. Dengan gitu khan mereka bisa tetep deket. Andaikan si Wenny nggak suka, pasti ngomong terus terang sama Andri.
------------------------------------------------

Roy : Kamu cakep dech, Lia ... Aku pengin pacaran sama kamu ....
Lia : Terus terang ya, Roy... Aku nggak suka sama kamu. Aku benci sama kamu. Kamu egois, Kamu bau, Kamu urakan, kamu cowok males ! Pokoknya aku benciii sama kamu !!!
Artinya - Perhatian Lia gede sama Budi. Lia tau semua sifat-sifat Roy, sampe baunya segala. Ngga' banyak cewek yang perhatian kaya' gitu. Dan sangat mungkin itu artinya Lia aslinya suka sama Roy.
-------------------------------------------------

Indra: Aku udah lama merhatiin kamu, Yen ... Aku suka en sayang banget sama kamu ...
Yenni: (Tertawa lepas) Haa..ha..uahaaa..ha..Lucu kamu, Dra!
Artinya - Betapa gembiranya Yenni mendengar ucapan Indra. Ekspresi tawa bahagia tiada tara. Jelas banget si Yenni suka sama sama si Indra, sampe dibilang kalo Indra lucu segala.
-------------------------------------------------

Yanto : Ria, ...Mau ngga' jadi pacarku ?
Ria: Plak !! Plak !! (Ria "menyentuh" pipi siYanto)
Artinya - Yanto spesial buat Ria. "Sentuhan" tangan Ria ke pipi Yanto (sampe 2X bahkan, ninggalin bekas merah lagi) adalah sentuhan yang ngga' semua cowok bisa ngerasain. Peluang besar buat Yanto bahwa Ria suka sama dia.
------------------------------------------------

Bimo: Win, Wina ... Aku suka banget sama kamu. Pacaran Yuk ...
Wina: Janc....!! (sorry sensor , misuh....), Aku iki lanang, Mo ! Aku koncomu, WinaRNO!! Eling, ....eling ... Aku WinaRNO..!!
Artinya - Wina seneng sama Bimo. Masa' sampe ngaku-ngaku cowok segala. Ngotot lagi..! Wina ngaku cowok khan biar selalu bisa santai dan deket sama Bimo.

Jadi jawaban apapun yang nantinya diberikan sama si cewek,... peluang selalu ada dan ngga' pernah ketutup. So .."PD aja laghi"!!!Tetap Semangat.

Minggu, 14 November 2010

ULUMUL QUR'AN


Al Qur’an adalah mukjizat islam yang abadi dimana semakin maju ilmu pengetahuan, semakin tampak validitas kemukjizatannya. Allah subhanahu wa ta’ala menurunkannya kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam demi membebaskan manusia dari berbagai kegelapan menuju cahaya Ilahi dan membimbing mereka ke jalan yang lurus. Jika terdapat sesuatu yang kurang jelas bagi mereka tentang ayat-ayat yang mereka terima, mereka langsung menanyakannya kepada rasulullah.

Imam bukhari dan muslim meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud radiyallahu anhu, bahwa ketika turun ayat

الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُم بِظُلْمٍ أُولَٰئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ ﴿٨٢﴾


“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka Itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS: al an’am: 82).

Para shahabat merasa keberatan dengan ayat tersebut. Lalu mereka bertanya kepada rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “wahai rasulullah, mana ada orang yang tidak mendzalimi dirinya?”. Beliau menjawab, “Pemahamannya tidak seperti yang kalian maksudkan, tidakkah kalian mendengar apa yang dikatakan seorang hamba yang shaleh kepada anaknya.”

وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ ﴿١٣﴾


“Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".(QS: Luqman: 13)

Para shahabat sangat bersemangat untuk mendapatkan pengajaran al qur’an dari rasulullah. Mereka ingin menghafal dan memahaminya. Bagi mereka, ini merupakan suatu kehormatan. Seiring dengan itu, mereka juga bersungguh-sungguh mengamalkan dan menegakkan hukum-hukumnya.

Abu abdirahman As-sulami meriwayatkan, bahwa orang-orang yang biasa membacakan al qur’an kepada kami, seperti Utsman bin Affan dan Abdullah bin Mas’ud serta yang lainnya, apabila mereka belajar sepuluh ayat dari nabi shallallahu’alaihi wa sallam, mereka enggan melewatinya sebelum memahami dan mengamalkannya. Mereka mengatakan, kami mempelajari al qur’an, ilmu dan amal sekaligus.

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam tidak mengizinkan mereka menulis apapun selain al qur’an, sebab ditakutkan dapat tercampur aduk dengan yang lain. Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Said al-khudri, bahwa rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “janganlah sekali-kali menulis apapun dariku. Barangsiapa menulis sesuatu selain al qur’an dariku maka hapuslah. Sampaikanlah haditsku tidak masalah. Namun barangsiapa mendustakan aku dengan sengaja, maka nerakalah tempatnya”

Sekalipun rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengizinkan sebagian shahabatnya setelah itu menulis hadits, sesungguhnya hal-hal yang berkaitan dengan al qur’an masih tetap bersandar pada riwayat, yaitu melalui talqin (belajar al qur’an langsung dari seorang guru yang memiliki sanad bersambung kepada Nabi). Demikianlah yang terjadi pada masa Rasul, masa khalifah Abu Bakar dan Umar radiyallahu anhuma. Lalu pada masa khalifah Utsman radiyallahu anhu, sesuai dengan tuntutan kondisi, membuat suatu ijtihad, yaitu demi menyatukan kaum muslimin dengan pedoman satu mushaf yang kemudian diberi nama mushaf al-Imam. Selanjutnya, mushaf tersebut dikirim ke berbagai negeri saat itu. Adapun tulisan huruf-hurufnya disebut rasm Utsmani, yang dikaitkan dengan nama Khalifah Utsman. Langkah ini adalah awal munculnya ilmu penulisan rasm al qur’an.

Kemudian khalifah Ali radiyallahu anhu menyuruh Abul Aswad Ad-Duali untuk menggagas kaidah nahwu, demi menjaga adanya kekeliruan dalam pengucapan dan untuk memantapkan bagi pembacaan al qur’an. Hal ini dianggap sebagai cikal bakal dari munculnya ilmu i’rab al qur’an.

Para shahabatpun meneruskan tradisi memahami makna-makna al qur’an dan tafsirnya sesuai dengan kondisi mereka masing-masing, baik kemampuan yang berbeda dalam memahami maupun intensitas dalam kedekatannya dengan rasulullah. Selanjutnya, dalam kondisi demikianlah murid-murid para shahabat dari kalangan tabi’in mengambil ilmu dari mereka.

Diantara para mufasir yang terkenal di kalangan para shahabat nabi adalah empat khalifah, Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas, Ubay bin Ka’ab, Zaid bin Tsabit, Abu Musa al-Asy’ari dan Abdullah bin az-Zubair.

Adapun dari kalangan tabi’in, tidak sedikit yang menimba ilmu dari shahabat dan kemudian melakukan ijtihad dalam menafsirkan ayat. Di antara murid-murid Ibnu Abbas yang cukup termasyhur adalah Said bin Jubair, Mujahid, Ikrimah maula Ibnu Abbas, Thawus bin Kisan al Yamani dan Atha’ bin Rabah.

Murid Ubay bin Ka’ab yang popular di Madinah adalah Zaid bin Aslam, Abul Aliyah dan Muhammad bin Ka’ab al Qurazhi. Di Iraq terdapat beberapa murid Abdullah bin Mas’ud yang juga terkenal sebagai mufassir. Mereka yaitu Alqamah bin Qais, Masruq bin al-Alda’, Aswad bin yazid, Amir asy-sya’bi, Hasan al bashri dan Qatadah bin Di’amah as-Sadusi.

Adapun jenis ilmu yang diriwayatkan dari mereka itu mencakup: ilmu tafsir, ilmu gharib al qur’an, ilmu asbab an-nuzul, ilmu makkiyah dan madaniyah dan ilmu nasikh-mansukh. Tetapi, semua ini diriwayatkan dengan cara talqin (belajar dari guru).

Pada masa selanjutnya, sekelompok ulama melakukan penafsiran secara komprehensif terhadap al qur’an sesuai tertibnya ayat yang ada dalam mushaf. Di antara mereka yang terkenal adalah Ibnu Jarir ath-thabari (wafat 310H).

Demikianlah, pertama kali tafsir dilakukan dengan metode dari mulut ke mulut dan periwayatan, lalu mengalami proses kodifikasi, tapi masih masuk dalam bab-bab hadits. Lalu pada tahap berikutnya dikodifikasikan secara mandiri. Kemudian muncul tafsir bil ma’tsur (yang menggunakan dalil-dalil dari al qur’an, hadits nabi, serta perkataan para shahabat dan salafush-shalih) dan tafsir bir-ra’yi (yang menggunakan akal atau pendapat pribadi).

Inilah beberapa kajian yang dikenal sebagai studi ilmu-ilmu al qur’an. Sekarang kita beralih kepada definisi singkat tentang Ulumul Qur’an.
‘ulum adalah bentuk plural dari ‘ilm. ‘Ilm sendiri maknanya adalah al fahmu wa al-idrak (pemahaman dan pengetahuan). Kemudian pengertiannya dikembangkan kepada kajian berbagai masalah yang beragam dengan standar ilmiah.

Dan yang dimaksud dengan ‘Ulum Al-Qur’an yaitu suatu ilmu yang mencakup berbagai kajian yang berkaitan dengan kajian-kajian al qur’an seperti: pembahasan tentang asbab an-nuzul, pengumpulan al qur’an dan penyusunannya, masalah makkiyah dan madaniyah, nasikh dan mansukh, muhkam dan mutasyabihat dan lain-lain.

Terkadang ulumul Qur’an juga disebut sebagai ushul at-tafsir (dasar-dasar/ prinsip-prinsip) karena memuat berbagai pemahaman dasar atau pokok yang wajib dikuasai dalam menafsirkan Al-Qur’an.

(disadur dari kitab mabahits fi ‘ulumul qur’an, syaikh Manna’ al Qaththan, bab 1)


Sumber : belajarislam.com

Pengantar 'Ulumul Qur'an

Ibnu Rajab: "Dengki adalah perasaan tidak suka kalau ada orang lain yang mengunggulinya atau melebihinya dalam salah satu kelebihan yang dimilikinya" (Jamiul Ulum wal Hikam)

Sejarah Tafsir dan Perkembangannya



SEJARAH TAFSIR DAN PERKEMBANGANNYA

(pengungkapan) dan
(menjabarkan kata yang samar ). 1
Adapun secara terminologi tafsir adalah penjelasan terhadap Kalamullah atau
menjelaskan lafadz-lafadz al-Qur’an dan pemahamannya. 2
Ilmu tafsir merupakan ilmu yang paling mulia dan paling tinggi
kedudukannya, karena pembahasannya berkaitan dengan Kalamullah yang
merupakan petunjuk dan pembeda dari yang haq dan bathil. Ilmu tafsir telah
dikenal sejak zaman Rasulullah dan berkembang hingga di zaman modern
sekarang ini. Adapun perkembangan ilmu tafsir dibagi menjadi empat periode
yaitu :
Pertama, Tafsir Pada Zaman Nabi.
Al-Qur’an diturunkan dengan bahasa Arab sehingga mayoritas orang Arab
mengerti makna dari ayat-ayat al-Qur’an. Sehingga banyak diantara mereka
yang masuk Islam setelah mendengar bacaan al-Qur’an dan mengetahui
kebenarannya. Akan tetapi tidak semua sahabat mengetahui makna yang
terkandung dalam al-Qur’an, antara satu dengan yang lainnya sangat variatif
dalam memahami isi dan kandungan al-Qur’an. Sebagai orang yang paling
mengetahui makna al-Qur’an, Rasulullah selalu memberikan penjelasan kepada
sahabatnya, sebagaimana firman Allah ,” keterangan-keterangan (mu’jizat) dan
kitab-kitab.Dan Kami turunkan kepadamu al-Qur’an, agar kamu menerangkan
kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka supaya mereka
memikirkan, (QS. 16:44). Contohnya hadits yang diriwayatkan Muslim dari Uqbah
bin ‘Amir berkata : “Saya mendengar Rasulullah berkhutbah diatas mimbar
membaca firman Allah :

kemudian Rasulullah bersabda :

“Ketahuilah bahwa kekuatan itu pada memanah”.
Juga hadits Anas yang diriwayatkan Bukhori dan Muslim Rasulullah bersabda
tentang Al-Kautsar adalah sungai yang Allah janjikan kepadaku (nanti) di surga.
Tafsir Pada Zaman Shahabat
Adapun metode sahabat dalam menafsirkan al-Qur’an adalah; Menafsirkan Al-Qur’an
dengan Al-Qur’an, menafsirkan Al-Qur’an dengan sunnah Rasulullah, atau dengan kemampuan
bahasa, adat apa yang mereka dengar dari Ahli kitab (Yahudi dan Nasroni) yang masuk Islam
dan telah bagus keislamannya.
Diantara tokoh mufassir pada masa ini adalah: Khulafaurrasyidin (Abu Bakar, Umar, Utsman,
Ali), Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Mas’ud, Ubay bin Ka’ab, Zaid bin Tsabit, Abdullah bin
Zubair dan Aisyah. Namun yang paling banyak menafsirkan dari mereka adalah Ali bin Abi
Tholib, Abdullah bin Mas’ud dan Abdullah bin Abbas yang mendapatkan do’a dari Rasulullah.
Penafsiran shahabat yang didapatkan dari Rasulullah kedudukannya sama
dengan hadist marfu’. 3 Atau paling kurang adalah Mauquf. 4
Tafsir Pada Zaman Tabi’in
Metode penafsiran yang digunakan pada masa ini tidak jauh berbeda dengan
masa sahabat, karena para tabi’in mengambil tafsir dari mereka. Dalam periode
ini muncul beberapa madrasah untuk kajian ilmu tafsir diantaranya:
1)- Madrasah Makkah atau Madrasah Ibnu Abbas yang melahirkan mufassir
terkenal seperti Mujahid bin Jubair, Said bin Jubair, Ikrimah Maula ibnu Abbas,
Towus Al-Yamany dan ‘Atho’ bin Abi Robah.
2)- Madrasah Madinah atau Madrasah Ubay bin Ka’ab, yang menghasilkan pakar
tafsir seperti Zaid bin Aslam, Abul ‘Aliyah dan Muhammad bin Ka’ab Al-Qurodli.
Dan 3)- Madrasah Iraq atau Madrasah Ibnu Mas’ud, diantara murid-muridnya
5
yang terkenal adalah Al-Qomah bin Qois, Hasan Al-Basry dan Qotadah bin
Di’amah As-Sadusy.
Tafsir yang disepakati oleh para tabiin bisa menjadi hujjah, sebaliknya bila
terjadi perbedaan diantara mereka maka satu pendapat tidak bisa dijadikan dalil
atas pendapat yang lainnya. 5
Tafsir Pada Masa Pembukuan
Pembukuan tafsir dilakukan dalam lima periode yaitu;
Periode Pertama, pada zaman Bani Muawiyyah dan permulaan zaman Abbasiyah
yang masih memasukkan ke dalam sub bagian dari hadits yang telah dibukukan
sebelumnya. Periode Kedua, Pemisahan tafsir dari hadits dan dibukukan secara
terpisah menjadi satu buku tersendiri. Dengan meletakkan setiap penafsiran
ayat dibawah ayat tersebut, seperti yang dilakukan oleh Ibnu Jarir At-Thobary,
Abu Bakar An-Naisabury, Ibnu Abi Hatim dan Hakim dalam tafsirannya, dengan
mencantumkan sanad masing-masing penafsiran sampai ke Rasulullah, sahabat
dan para tabi’in. Periode Ketiga, Membukukan tafsir dengan meringkas sanadnya
dan menukil pendapat para ulama’ tanpa menyebutkan orangnya. Hal ini
menyulitkan dalam membedakan antara sanad yang shahih dan yang dhaif yang
menyebabkan para mufassir berikutnya mengambil tafsir ini tanpa melihat
kebenaran atau kesalahan dari tafsir tersebut. Sampai terjadi ketika
mentafsirkan ayat

ada sepuluh pendapat, padahal para ulama’ tafsir sepakat bahwa maksud dari
ayat tersebut adalah orang-orang Yahudi dan Nasroni. Periode Keempat,
pembukuan tafsir banyak diwarnai dengan buku – buku tarjamahan dari luar
Islam. Sehingga metode penafsiran bil aqly (dengan akal) lebih dominan
dibandingkan dengan metode bin naqly ( dengan periwayatan). Pada periode ini
juga terjadi spesialisasi tafsir menurut bidang keilmuan para mufassir. Pakar
6
fiqih menafsirkan ayat Al-Qur’an dari segi hukum seperti Alqurtuby. Pakar
sejarah melihatnya dari sudut sejarah seperti ats-Tsa’laby dan Al-Khozin dan
seterusnya. Periode Kelima, tafsir maudhu’i yaitu membukukan tafsir menurut
suatu pembahasan tertentu sesuai disiplin bidang keilmuan seperti yang ditulis
oleh Ibnu Qoyyim dalam bukunya At-Tibyan fi Aqsamil Al-Qur’an, Abu Ja’far An-
Nukhas dengan Nasih wal Mansukh, Al-Wahidi Dengan Asbabun Nuzul dan Al-
Jassos dengan Ahkamul Qur’annya.
Metode Penafsiran
Metode penafsiran yang banyak dilakukan oleh para mufassir adalah:
Pertama, Tafsir Bil Ma’tsur atau Bir-Riwayah
Metode penafsirannya terfokus pada shohihul manqul (riwayat yang shohih)
dengan menggunakan penafsiran al-Qur’an dengan al-Qur’an, penafsiran al-
Qur’an dengan sunnah, penafsiran al-Qur’an dengan perkataan para sahabat
dan penafsiran al-Qur’an dengan perkataan para tabi’in. Yang mana sangat teliti
dalam menafsirkan ayat sesuai dengan riwayat yang ada. Dan penafsiran seperi
inilah yang sangat ideal yang patut dikembangkan. Beberapa contoh kitab tafsir
yang menggunakan metode ini adalah :
1. Tafsir At-Tobary (



) terbit 12 jilid
2. Tafsir Ibnu Katsir (

) dengan 4 jilid
3. Tafsir Al-Baghowy (

)
4. Tafsir Imam As-Suyuty ( !
ب
% !
&
) terbit 6 jilid.
Kedua, Tafsir Bir-Ra’yi (Diroyah).
Metode ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
Ar-Ro’yu al Mahmudah (penafsiran dengan akal yang diperbolehkan) dengan
beberapa syarat diantaranya:
1)- Ijtihad yang dilakukan tidak keluar dari nilai-nilai al-Qur’an dan as-sunnah
7
2)- Tidak berseberangan penafsirannya dengan penafsiran bil ma’tsur, Seorang mufassir harus
menguasai ilmu-ilmu yang berkaitan dengan tafsir beserta perangkat-perangkatnya.
Beberapa contoh kitab tafsir yang menggunakan metodologi ini diantaranya :
1. Tafsir AlHQurtuby H "8
K LM N. O
2. Tafsir AlHJalalain H :
RO >S T
3. Tafsir AlHBaidhowy H % Z0
[ "36 % \0
[ ,]6 .
Ar-Ro’yu Al- mazmumah (penafsiran dengan akal yang dicela / dilarang),
karena bertumpu pada penafsiran makna dengan pemahamannya sendiri. Dan
istinbath (pegambilan hukum) hanya menggunakan akal/logika semata yang
tidak sesuai dengan nilai-nilali syariat Islam. Kebanyakan metode ini digunakan
oleh para ahli bid’ah yang sengaja menafsirkan ayat al-Qur’an sesuai dengan
keyakinannya untuk mengajak orang lain mengikuti langkahnya. Juga banyak
dilakukan oleh ahli tafsir priode sekarang ini. Diantara contoh kitab tafsir yang
menggunakan metode ini adalah:
1. Tafsir Zamakhsyary (






)
2. Tafsir syiah “Dua belas” seperti (
ن
"#$ % ن

&

' ()
* + ,)
$ -
"
% (
juga
+
.% -
$+(
/0
ب
$
2 )3
3. Tafsir As-Sufiyah dan Al-Bathiniyyah seperti tafsir 4
$ ,)5 ) $ 5 0
'


$


+
6&
$
*,7% ب
SYARAT DAN ADAB PENAFSIR AL-QUR’AN
Untuk bisa menafsirkan al-Qur’an, seseorang harus memenuhi beberapa kreteria diantaranya:
1)- Beraqidah shahihah, karena aqidah sangat pengaruh dalam menafsirkan al-
Qur’an.
2)- Tidak dengan hawa nafsu semata, Karena dengan hawa nafsu seseorang akan memenangkan
pendapatnya sendiri tanpa melilhat dalil yang ada. Bahkan terkadang mengalihkan suatu ayat
hanya untuk memenangkan pendapat atau madzhabnya.
8
3)- Mengikuti urut-urutan dalam menafsirkan al-Qur’an seperti penafsiran dengan al-Qur’an,
kemudian as-sunnah, perkataan para sahabat dan perkataan para tabi’in.
4)- Faham bahasa arab dan perangkat-perangkatnya, karena al-Qur’an turun
dengan bahasa arab. Mujahid berkata; “Tidak boleh seorangpun yang beriman
kepada Allah dan hari akhir, berbicara tentang Kitabullah (al-Qur’an) jikalau tidak
menguasai bahasa arab“.
5)- memiliki pemahaman yang mendalam agar bisa mentaujih (mengarahkan)
suatu makna atau mengistimbat suatu hukum sesuai dengan nusus syari’ah,
6)- Faham dengan pokok-pokok ilmu yang ada hubungannya dengan al-Qur’an
seperti ilmu nahwu (grammer), al-Isytiqoq (pecahan atau perubahan dari suatu
kata ke kata yang lainnya), al-ma’ani, al-bayan, al-badi’, ilmu qiroat (macammacam
bacaan dalam al-Qur’an), aqidah shaihah, ushul fiqh, asbabunnuzul,
kisah-kisah dalam islam, mengetahui nasikh wal mansukh, fiqh, hadits, dan
lainnya yang dibutuhkan dalam menafsirkan.
Adapun adab yang harus dimiliki seorang mufassir adalah sebagai berikut :
1. Niatnya harus bagus, hanya untuk mencari keridloan Allah semata.
Karena seluruh amalan tergantung dari niatannya (lihat hadist Umar bin
Khottob tentang niat yang diriwayatkan oleh bukhori dan muslim diawal
kitabnya dan dinukil oleh Imam Nawawy dalam buku Arba’in nya).
2. Berakhlak mulia, agar ilmunya bermanfaat dan dapat dicontoh oleh orang
lain
3. Mengamalkan ilmunya, karena dengan merealisasikan apa yang
dimilikinya akan mendapatkan penerimaan yang lebih baik.
4. Hati-hati dalam menukil sesuatu, tidak menulis atau berbicara kecuali
setelah menelitinya terlebih dahulu kebenarannya.
5. Berani dalam menyuarakan kebenaran dimana dan kapanpun dia berada.
6. Tenang dan tidak tergesa-gesa terhadap sesuatu. Baik dalam penulisan
maupun dalam penyampaian. Dengan menggunakan metode yang
sistematis dalam menafsirkan suatu ayat. Memulai dari asbabunnuzul,
makna kalimat, menerangkan susunan kata dengan melihat dari sudut
9
balagho, kemudian menerangkan maksud ayat secara global dan diakhiri
dengan mengistimbat hukum atau faedah yang ada pada ayat tersebut.
CONTOH KITAB TAFSIR DAN METODOLOGI PENULISANNYA
Nama Kitab :
$
6# $ 50 ت
+
.%
atau yang lebih dikenal dengan
tafsir al-Tabary.
Pengarangnya : Abu Ja’far Muhammad bin Jarir At-Thobary (224 – 310 H)
Jumlah jilid : 12 jilid besar.
Keistimewaannya : Tafsir ini merupakan referensi bagi para mufassirin
terutama penafsiran binnaqli/biiriwayah. Tafsir bil aqli karena istinbath
hukum, penjabaran berbagai pendapat dengan dan mengupasnya secara
detail disertai analisa yang tajam. Ia merupakan tafsir tertua dan terbagus.
Metodologi Penulisannya:
Penulis menafsirkan ayat al-Qur’an dengan jelas dan ringkas dengan menukil
pendapat para sahabat dan tabi’in disertai sanadnya. Jikalau dalam ayat
tersebut ada dua pendapat atau lebih, di sebutkan satu persatu dengan dalil dan
riwayat dari sahabat maupun tabi’in yang mendukung dari tiap-tiap pendapat
kemudian mentarjih (memilih) diantara pendapat tersebut yang lebih kuat dari
segi dalilnya. Beliau juga mengii’rob (menyebut harakat akhir), mengistimbat
hukum jikalau ayat tersebut berkaitan dengan masalah hukum. Ad-Dawudy
dalam bukunya “Thobaqah al-Mufassirin“ mengomentari metode ini dengan
ungkapannya:“ Ibnu jarir telah menyempurnakan tafsirnya dengan menjabarkan
tentang hukum-hukum, nasih wal mansuh, menerangkan mufrodat (kata-kata)
sekaligus maknanya, menyebutkan perbedaaan ulama’ tafsir dalam masalah
hukum dan tafsir kemudian memilih diantara pendapat yang terkuat, mengi’rob
kata-kata, mengkonter pendapat orang-orang sesat, menulis kisah ,berita dan
kejadian hari kiamat dan lain-lainnya yang terkandung didalamnya penuh
dengan hikmah dan keajaiban tak terkira kata demi kata, ayat demi ayat dari
10
isti’adzah sampai abi jad (akhir ayat). Bahkan jikalau seorang ulama’ mengaku
mengarang sepuluh kitab yang diambil dari tafsir ini, dan setiap kitab
mengandung satu disiplin keilmuan dengan keajaiban yang mengagungkan akan
diakuinya (karangan tersebut).
2. Tafsir Ibnu Katsir
Nama kitab : 9 :3

$
$ 50 ت lebih dikenal dengan Tafsir Ibnu Katsir.
Jumlah jilid : 4 Jilid
Nama penulis : Imaduddin Abul Fida’ Ismail bin Amr bin Katsir (w 774 H)
Keutamaanya : Merupakan tafsir terpopuler setelah tafsir At-Thobary dengan
metode bil ma’tsur.
Metodologi penulisannya:
Penulis sangat teliti dalam mentafsirkan ayat-ayat al-Qur’an dengan menukil
perkataan para salafus sholeh. Ia menafsirkan ayat dengan ibarat yang jelas dan
mudah dipahami. Menerangkan ayat dengan ayat yang lainnya dan
membandingkannya agar lebih jelas maknanya. Beliau juga menyebutkan
hadits-hadits yang berhubungan dengan ayat tersebut dilanjutkan dengan
penafsiran para sahabat dan para tabi’in. Beliau juga sering mentarjih diantara
beberapa pendapat yang berbeda, juga mengomentari riwayat yang shoheh atau
yang dhoif(lemah). mengomentari periwayatan isroiliyyat. Dalam menafsirkan
ayat-ayat hukum, ia menyebutkan pendapat para Fuqaha (ulama’ fiqih) dengan
mendiskusikan dalil-dalilnya, walaupun tidak secara panjang lebar. Imam
Suyuthy dan Zarqoni menyanjung tafsir ini dengan berkomentar ;”
Sesungguhnya belum ada ulama’ yang mengarang dalam metode seperti ini “.
3. Tafsir Al-Qurtuby
11
Nama kitab :
$
2
.%
;

Jumlah jilid : 11 jilid dengan daftar isinya.
Nama penulisnya : Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad Al-Qurtuby (w 671 H).
Keutamaanya : Ibnu Farhun berkata,” tafsir yang paling bagus dan paling
banyak manfaatnya, membuang kisah dan sejarah, diganti dengan hukum dan
istimbat dalil, serta menerangkan I’rob, qiroat, nasikh dan mansukh”.
Metode penulisannya :
Penulis terkenal dengan gaya penulisan ulama’ fiqih., dengan menukil tafsir dan
hukum dari para ulama’ salaf dengan menyebutkan pendapatnya masingmasing.
Dan membahas suatu permasalahan fiqhiyah dengan mendetil.
Membuang kisah dan sejarah, diganti dengan hukum dan istimbat dalil, juga
I’rob, qiroat, nasikh dan mansukh. Beliau tidak ta’assub (panatik) dengan
mazhabnya yaitu mazhab Maliki.
4. Tafsir Syinqithy
Nama kitab :
$
ب
$
<
/ =
+
>
ض#
Jumlah jilid : 9 jilid.
Nama penulisnya : Muhammad Amin al-Mukhtar As-Syinqithy
Metodologi penulisannya:
Menekankan penafsiran bil-ma’tsur dengan dilengkafi qira’ah as-sab’ah dan
qiro’ah syadz (lemah) untuk istisyhad (pelengkap). Menerangkan masalah fiqih
dengan terperinci, dengan menyebut pendapat disertai dalil-dalilnya dan
mentarjih berdasarkan dalil yang kuat. Pembahasan masalah bahasa dan usul
fiqih. Beliau wafat dan belum sempat menyelesaikan tafsirnya yang kemudian
dilengkapi oleh murid sekaligus menantunya yaitu Syekh ‘Athiyah Muhammad
Salim.
12
Refrensi:
1 Adz-Dzahabi, at-Tafsir wa al-Mufassirun 1/13, Manna’ al-Qattan, Mabaahits fi
Ulumi al-Qur’an hal : 323.
2 Abdul Hamid al-Bilaly, al-Mukhtashar al-Mashun min Kitab al-Tafsir wa al-
Mufashirun, (Kuwait: Daar al-Dakwah, 1405) hal. 8
3 Marfu’ adalah perkataaan atau perbuatan yang disandarkan kepada Nabi
Muhammad
4 Mauquf adalah perkataan atau perbuatan yang disandarkan kepada para
shohabat
5 majmu’ fatawa syaikhul Islam ibnu taimiyah 13/370 dan buku mabahits fi
ulumul al-qur’an ole mann’ al-qotton hal ; 340-342

PENAFSIRAN AL-QUR'AN





Umum

Al Qur’anul Karim adalah kitab Allah yang telah diturunkan kepada Nabi Muhammad s.a.w., mengandungi hal-hal yang berhubungan dengan keimanan, ilmu pengetahuan, kisah-kisah, filsafah, peraturan-peraturan yang mengaturkan tingkah laku dan tatacara hidup manusia, baik sebagai makhluk individu atau pun sebagai makhluk sosial, sehingga berbahagia hidup di dunia dan di akhirat.
Al Qur’anul Karim dalam menerangkan hal-hal yang tersebut di atas, ada yang dikemukakan secara terperinci, seperti berhubungan dengan hukum perkahwinan, hukum warisan dan sebagainya, dan ada pula dikemukakan secara umum dan garis besarnya saja.

Yang diterangkan secara umum dan garis besarnya ini, ada yang diperinci dan dijelaskan oleh hadits-hadits Nabi Muhammad s.a.w., dan ada yang diserahkan kepada kaum Muslimin sendiri memperincinya sesuai dengan keperluan suatu kelompok manusia, keadaan. masa dan tempat, seperti dalam soal kenegaraan. Al Qur’an mengemukakan "prinsip musyawarah" adanya suatu badan yang mewakili rakyat, keharusan berlaku adil dan sebagainya.

Di samping itu agama Islam membuka pintu ijtihad bagi kaum Muslimin dalam hal yang tidak diterangkan oleh Al Qur’an dan hadits secara qath ‘1 (tegas). Pembukaan pintu ijtihad inilah yang memungkinkan manusia memberi komentar, memberi keterangan dan mengeluarkan pendapat tentang hal yang tidak disebut atau yang masih umum dan belum terperinci dikemukakan oleh Al Qur’an. Nabi Muhammad s.a.w. sendiri beserta sahabat-sahabat beliau adalah orang-orang yang menjadi pelopor dalam hal ini, kemudian diikuti oleh para tabi’ien, para tabi’it tabi’ien dan generasi-generasi yang tumbuh dan hidup pada masa-masa berikutnya.

Memang, pada masa hidup Rasulullah s.a.w., keperluan tentang tafsir Al Qur’an belumlah begitu dirasakan, sebab apabila para sahabat tidak atau kurang memahami sesuatu ayat Al Qur’an, mereka dapat terus menanyakannya kepada Rasulullah. Dalam hal ini Rasulullah s.a.w. selalu memberikan jawapan yang memuaskan. Setelah Rasulullah s.a.w. meninggal, apalagi setelah agama Islam meluaskan sayapnya ke luar jaziratul Arab, dan memasuki daerah-daerah yang berkebudayaan lama, terjadilah pertembugan antara agama Islam yang masih dalam bentuk kesederhanaannya di satu pihak, dengan kebudayaan lama yang telah mempunyai pengalaman, perkembangan serta kekuatan daya juang di pihak yang lain.

Di samping itu kaum Muslimin sendiri menghadapi persoalan baru, terutama yang berhubungan dengan pemerintahan dan pemulihan kekuasaan berhubung dengan meluasnya daerah Islam itu. Pergeseran, pertembungan dan keperluan ini menimbulkan persoalan baru. Persoalan baru itu akan dapat dipecahkan apabila ayat Al Qur’an ditafsirkan dan diberi komentar untuk menjawab persoalan-persoalan yang baru timbul itu. Maka tampillah ke muka beberapa orang sahabat dan tabi’ien memberanikan diri mentafsirkan ayat Al Qur’an yang masih bersifat umum dan global itu, sesuai dengan batas-batas lapangan berijtihad bagi kaum Muslimin.

Demikianlah, tiap-tiap generasi yang mewarisi kebudayaan dari generasi sebelumnya; keperluan suatu generasi berlainan dan hampir tidak sama dengan keperluan generasi yang lain. Begitu pula perbedaan tempat dan keadaan, tidak dapat dikatakan sama keperluan dan keperluannya, sehingga timbullah penyelidikan dan pengolahan dari apa yang telah didapat dan dilakukan oleh generasi-generasi yang dahulu, serta saling tukar menukar pengalaman yang dialami oleh manusia pada suatu daerah dengan daerah lain; mana yang masih sesuai dipakai, mana yang kurang sesuai dilengkapi dan mana yang tidak sesuai lagi diketepikan, sampai nanti keadaan dan masa diperlukan pula.
Begitu pula halnya tafsir Al Qur’an; ia berkembang mengikuti irama perkembangan masa dan memenuhi keperluan manusia dalam suatu generasi, Tiap-tiap masa dan generasi menghasilkan tafsir-tafsir Al Qur’an yang sesuai dengan keperluan dan keperluan generasi itu dengan tidak menyimpang dari ketentuan-ketentuan agama Islam sendiri. Dalam pada itu ilmu Tafsir sendiri yang dahulu merupakan sebagian dari ilmu Hadits telah berkembang bersama dengan ilmu-ilmu yang lain. Sebagaimana halnya dengan ilmu-ilmu yang lain, maka di dalam ilmu Tafsir terdapat pula aliran-aliran dan perbedaan pendapat yang timbul karena perbedaan pandangan dari segi meninjaunya, sehingga sampai pada saat ini terdapat puluhan, bahkan ratusan kitab-kitab tafsir dari berbagai-bagai aliran, sebagai hasil karya dari generasi-generasi yang sebelumnya. Dalam menghuraikan perkembangan kitab-kitab tafsir dan ilmu Tafsir dapat dibahagi kepada tiga zaman:
a. Zaman mutaqaddimin.
b. Zaman mutaakhirin.
c. Zaman baru.

Perbezaan sahabat dalam memahami al-Quran
• Al Qur’anul Karim diturunkan dalam bahasa Arab, kerana itu pada umumnya orang-orang Arab dapat mengerti dan memahaminya dengan mudah. Dalam pada itu para sahabat adalah orang-orang yang paling mengerti dan memahami ayat-ayat Al Qur’an, akan tetapi para sahabat itu sendiri mempunyai tingkatan yang berbeza-beza dalam memahami Al Qur’an. Hal ini terutama disebabkan perbezaan tingkatan pengetahuan serta kecerdasan para sahabat itu sendiri. Sebab-sebab yang lain menyebabkan perbezaan tingkatan para sahabat dalam memahami ayat-ayat Al Qur’an ialah:
• 1. Sekalipun para sahabat orang-orang Arab dan berbahasa Arab, tetapi pengetahuan mereka tentang bahasa Arab berbeza-beza, seperti berbeza-bezanya pengetahuan para sahabat tentang sastra Arab, gaya bahasa Arab, adat istiadat dan sastra Arab Jahiliyah, kata-kata yang terdapat dalam Al Qur’an dan sebagainya. sehingga tingkatan mereka dalam memahami ayat-ayat Al Qur’an berbeza-beza pula.
2. Ada sababat yang sering mendampingi Nabi Muhammad saw, sehingga banyak mengetahui sebab-sebab ayat-ayat Al Qur’an diturunkan dan ada pula yang jarang mendampingi beliau. Pengetahuan tentang sebab-sebab Al Qur’an diturunkan itu, sangat diperlukan untuk mentafsirkan Al Qur’an. Kerana itu sahabat-sahabat yang banyak pengetahuan mereka tentang sebab Al Qur’an diturunkan itu, lebih mampu mentafsirkan ayat-ayat Al Qur’an dibandingakan dengan yang lain.
Sebagai contoh dapat dikemukakan sebagai berikut: Diriwayatkan bahwa Khalifah Umar bin Khaththab telah mengangkat Qudamah sebagai gabenor Bahrain. Dalam suatu peristiwa datanglah Jarud mengadu kepada Khalifah Umar, bahwa Qudamah telah meminum khamar dan mabuk. Umar berkata: "Siapakah orang lain yang ikut menyaksikan perbuatan tersebut?" kata Jarud:
"Abu Hurairah telah menyaksikan apa yang telah kukatakan". Khalifah Umar memanggil Qudamah dan mengatakan: "‘Ya Qudamah! Aku akan mendera engkau!". Lalu berkata Qudamah: "Seandainya aku meminum khamar sebagaimana yang mereka katakan, tidak ada suatu alasan pun bagi engkau untuk mendera". Umar bertanya: "Kenapa?" jawab Qudamah: "Kerana Allah telah berfirman dalam surat (5) Al Maaidah ayat 93:
Artinya: Tidak ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan rnengerjakan amalan yang saleh, kerana memakan makanan yang telah mereka makan dahulu, apabila mereka bertakwa serta beriman dan mengerjakan amalan-amalan yang saleh, kemudian mereka tetap bertakwa dan beriman, kemudian mereka (tetap juga) bertakwa dan berbuat kebajikan. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.
Sedang saya adalah orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, kemudian bertakwa dan beriman, saya ikut bersama Nabi Muhammad saw. dalam perang Badar, perang Uhud, perang Khandaq dan peperangan yang lain." Umar berkata: "Apakah tidak ada di antara kamu sekelian yang akan membantah perkataan Qudamah?". Berkata lbnu Abbas: "Sesungguhnya ayat 93 surah (5) Al Ma-aidah diturunkan sebagai melindungi umat di masa sebelum ayat 90 ini diturunkan, kerana Allah berfirman:
Surat (5) Al Maa-idah ayat 90 (yang bermaksud):
Artinya:
• "Hal orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum khamar, berjudi. (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji; termasuk perbuatan syaitan. Kerana itu jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar mendapat keberuntungan (kejayaan)".
Berkata Umar: "Benarlah lbnu Abbas."
• Dari keterangan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa lbnu Abbas lebih mengetahui sebab-sebab dlturunkannya ayat 93 surah (5) Al Maa-idah dibanding dengan Qudamah. Sebab menurut riwayat Ibnu Abbas, bahwa setelah ayat 90 surat (5) Al Maa'idah diturunkan, sahabat-sahabat saling menanyakan tentang keadaan para sahabat yang telah meninggal, padahal mereka dahulu sering meminum khamar seperti Sayidina Hamzah, bapa saudara Nabi yang gugur sebagai syuhadaa pada perang Uhud. Ada sahabat yang mengatakan bahawa Hamzah tetap berdosa kerana perbuatannya yang telah lalu itu. kerana itu turunlah ayat 93 surah (5) Al Maa-idah, yang menyatakan bahawa umat Islam yang meninggal sebelum turunnya ayat 90 surah (5) Al Maa'idah tidak berdosa kerana meminum khamar itu, tetapi umat sekarang berdosa meminumnya.
3. Perbezaan tingkat pengetahuan para sahabat tentang adat istiadat, perkataan dan perbuatan Arab Jahiliyah. Para sahabat yang mengetahui haji di masa Jahiliyah akan lebih dapat memahami ayat-ayat Al Qur’an yang berhubungan dengan haji. dibanding dengan para sahabat yang kurang tahu.
4. Perbezaan tingkat pengetahuan para sahabat tentang yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani di Jaziratul Arab, pada waktu suatu ayat Al Qur’an diturunkan. Sebab suatu ayat diturunkan ada yang berhubungan dengan penolakan atau sanggahan terhadap perbuatan-perbuatan orang-orang Yahudi dan Nasrani itu. akan lebih dapat memahami ayat-ayat tersebut dibanding dengan yang tidak mengetahui.

Sumber tafsir pada masa ini
• Pada zaman ini petafsiran Al Qur’an bersumber pada:
• 1. Perkataan, perbuatan, taqrir dan jawapan Rasulullah saw terhadap soal-soal yang dikemukakan para sahabat apabila kurang atau tidak dapat memahami maksud suatu ayat Al Qur’an. Tafsiran yang berasal dari Rasulullah ini disebut "Tafsir manquul’
Seperti: diriwayatkan bahwa Raaulullah s.aw. bersabda: "Ashshalaatul wusthaa" dalam surah (2) Al Baqarah ayat 238 maksudnya ialah: sembahyang asar. Contoh lain ialah: Ali bin Abi Thalib berkata: "Aku menanyakan kepada Rasulullah s.a.w. tentang Yaumul Hajjl Akbar", dalam surat (9) At Taubah ayat 3, Rasulullah s.a.w. menjawab: "Yaumun nahr."
Tafsir yang berasal dari sabda, perbuatan, taqrir dan jawapan Rasulullah terhadap soal-soal yang diajukan ini, didapati dalam bentuk hadits, yang mempunyai sanad-sanad tertentu. Sebagaimana halnya hadits, maka sanad ini ada yang saheh, yang hasan, yang dhaif, yang maudhu' dan sebagainya. Begitu pula sering didapati maknanya bertentangan dengan khabar yang mutawatir, bahkan bertentangan dengan akal fikiran. Oleh sebab itu apabila hadits tafsir ini akan digunakan untuk metafsirkan ayat-ayat Al Qur’an, perlu diadakan penelitian lebih dahulu, apakah dapat dijadikan hujjah atau tidak.
2. Ijtihad. Diantara para sahabat dan tabi’ien dalam metafsirkan Al Qur’an, di samping menggunakan hadits-hadts Nabi, juga menggunakan hasil fikiran mereka masing-masing; mereka berijtihad dalam menetapkan maksud suatu ayat. Hal ini mereka lakukan kerana mereka mengetahui tentang hal-hal yang berhubungan dengan bahasa Arab, mengetahui tentang sebab-sebab suatu ayat diturunkan, mengetahui adat istiadat Arab Jahiliyah dan tentang Cerita-Cerita Israiliyaat dan sebagainya.
Contohnya ialah: kata ‘Aththuur" dalarn ayat 63 surah (2) Al Baqarah ditafsirkan dengan tafsiran yang berbeza. Mujahid mentafsirkannya dengan "gunung", sedang Ibnu Abbas mentafsirkannya dengan "gunung Thuur" dan sebagainya.
Di samping itu ada pula di antara sahabat dan tabi’ien yang tidak mahu mentafsirkan Al Qur’an menurut ijtihad mereka, seperti Said bin Musayyab ketika ditanya tentang mentafsirkan Al Qur’an dengan ijtihad, beliau menjawab: "Saya tidak akan mengatakan sesuatu tentang Al Qur’an."
3. Cerita-cerita Israiliyaat: ialah berita yang berasal dari orang-orang Yahudi dan Nasrani. Kaum Muslimin banyak mengambil cerita dari lsrailiyaat ini, sebab Nabi Muhammad s.a.w sendiri pernah berkata: "Bila dikisahkan kepadamu tentang ahli Kitab janganlah dibenarkan dan jangan pula dianggap dusta". Maksudnya ialah supaya kaum Muslimin menyelidiki lebih dahulu tentang kebenaran cerita-cerita yang dikemukakan oleh ahli Kitab. Setelah nyata kebenarannya barulah diambil sebagai pegangan.

Ahli tafsir pada zaman ini
• Pada zaman sahabat terkenal beberapa orang pentafsir Al Qur’an termasuk para Khalifah sendiri, iaitu Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar bin Khaththab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib Sahabat-sahabat yang paling banyak mengambil riwayat daripadanya ialah: Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Mas’ud dan Ubayy bin Ka’ab. Yang agak kurang orang mengambil riwayat daripadanya ialah:
• Zaid bin Tsabit, Abu Musa al Asy'ary, Abdullah bin Zubair dan sahabat-sahabat yang lain.
• Para tabi’ien yang banyak meriwayatkan dari Ibnu Abbas yang masyhur ialah Mujahid, ‘Alha’ bin Rabab (27-114 H), ‘Ikrimah (25-105 H) dan Sa'id bin Jubair (45-94 H). semuanya adalah murid-murid Ibnu Abbas sendiri. Tentang murid-murid Ibnu Abbas yang empat orang ini para ulama mempunyai penilaian yang berlainan. Mujahid adalah orang yang mendapat kepercayaan dari ahli hadits. lmam Syafi’ie, Bukhari dan imam-imam yang lain banyak mengambil riwayat daripadanya. Di samping itu ada pula orang yang mengkritiknya kerana sering berhubungan dengan ahli Kitab, tetapi kritik itu tidak mengurangi nilai beliau. Demikian pula halnya ‘Atha’ bin Rabab dan Sa’id bin Jubair. Adapun ‘Ikrimah banyak orang yang mengambil riwayat daripadanya. Dia berasal dari suku Barbar di Afrika Utara, serta bekas budak Ibnu Abbas, kemudian setelah dia dimerdekakan, terus berguru kepada beliau. Para ahli tafsir mempunyai penilaian yang berlainan terhadap ‘Ikrimah. Pada umumnya ahli-ahli tafsir mengambil riwayat beliau setelah dilakukan pemeriksaan yang teliti. Bukhari sendiri banyak juga mengambil riwayat dari ‘Ikrimah.
• Diantara para tabi’ien yang banyak meriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud ialah Masruq bin Ajda’, seorang yang zuhud lagi kepercayaan, keturunan Arab dari Bani Hamdan, tinggal di Kufah. Kemudian Qatadah bin Di’aamah, seorang Arab yang tinggal di Basrah. Keistimewaan Qatadah ialah bahwa beliau menguasai bahasa Arab, pengetahuannya yang luas tentang sya’ir-sya’ir, peperangan-peperangan Arab Jahiliyah. Beliau adalah orang yang ahli tentang salasilah bangsa Arab Jahiliyah. Qatadah adalah orang kepercayaan, hanya sengaja sebahagian ahli tafsir keberatan menerima riwayat beliau yang berhubungan dengan Qadha dan Qadar.
• Pada zaman ini belumlah didapati kitab-kitab tafsir, kecuali kitab-kitab tafsir yang ditulis oleh orang-orang yang terakhir di antara mereka, iaitu orang-orang yang mendapati masa tabi’it tabi’ien, seperti Mujahid (meninggal tahun 104 H) dan lain-lain.
• Sesudah datang angkatan tabi’it tabi’ien barulah ditulis buku-buku tafsir yang melengkapi semua surah-surah Al Qur’an. Buku-buku tafsir yang mereka tulis itu mengandungi parkataan-perkataan sahabat dan tabi’ien.
• Di antara tabi’it tabi’ien yang menulis tafsir itu ialah: Sufyan bin Uyainah,Yazid bin Harun, Al Kalbi, Muhammad lshak, Muqatil bin Sulaiman, Al Waqidi dan banyak lagi yang lain-bin.
• Penulis tafsir yang terkenal pad zaman itu ialah Al Waqidi (meninggal 207 H), sesudah itu lbnu Jane Aththabary (meninggal 310 H). Tafsir lbnu Jarir adalah tafsir mutaqaddimin yang paling besar dan sampai ke tangan generasi sekarang, namanya ialah Jaami’ul Bayaan. Para pentafsir yang datang kemudian banyak mengutip dan mengambil bahan dari tafsir lbnu Jarir itu.

Zaman Mutaakhirin (Abad ke 4 H hingga ke 12 H)
• Setelah agama Islam meluaskan sayapnya ke daerah-daerah yang berkebudayaan lama, seperti Persia, Asia Tengah, India, Syiria. Turki, Mesir, Etiopia dan Afrika Utara, terjadilah pertembungan dan pergeseran antara kebudaysan Islam yang masih dalam bentuk sederhana dengan kebudayaaan lama yang sudah diolah, berkembang serta mempunyai kekuatan dan keuletan.
• Maka sejak waktu itu mulailah kaum Muslimin mempelajari pengetahuan- pengetahuan yang dimiliki oleh pengnut-penganut kebudayaan tersebut. Kerana ltu mulailah kaum Muslimin mempelajari ilmu logika, ilmu Falsafah, ilmu eksakta, ilmu hukum, ilmu kedoktoran dan sebagainya, sehingga dalam beberapa waktu saja telab dapat dimiliki dan dibukukan ilmu-ilmu gaya bahasa, ilmu keindahan bahasa dan segala hal yang berhubungan dengan ilmu bahasa..
• Perubahan ini menimbulkan pula perubahan dalam penyusunan dan pemikiran tentang kitab-kitab tafsir. Ahli-ahli tafsir tidak lagi hanya mengutip riwayat dari sahabat, tabien dan tabi’it tabi’ien saja, tetapi telah mulai bekerja, menyelidik. meneliti dan membanding apa-apa yang telah dikerjakan oleh orang-orang yang terdaholo dari mereka. Tidak hanya sampai demikian saja, bahkan para mufasir telah mulai mentafsirkan dari segi gaya bahasa, keindahan bahasa. tata bahasa, di samping mengolah dan mentafsirkan ayat-ayat Al Qur’an sesuai dengan pengetahuan- pengetahuan yang telah mereka miliki. kerana itu terdapatah kitab-kitab tafsir yang dikarang dan ditinjau dan berbagai-bagai segi yaitu:
• 1. Golongan yang meninjau dan mentafsirkan Al Qur’an dari segi gaya bahasa dan keindahan bahasa. Yang menyusun secara ini ialah Az Zamakhsyari dalam tafsirnya Al Kasysyaaf kemudian diikuti oleh Baidhawy.
2. Golongan yang meninjau dan mentafsirkan Al Quran dari segi tata bahasa, kadang-kadang mereka menggunakan syair-syair Arab untuk mengukuhkan pendapat mereka, seperti Az Zajjaad dalam tafsirnya: Ma’aanil Qur’an; Al Waahadi dalam tafsirnya: Al Basiith; Abu Hayyaan Muhammad bin Yusuf al Andalusi dalam tafsirnya: Al Bahrul Muhiith.
3. Golongan yang menitik beratkan perbahasan mereka dari segi kisah-kisah dan cerita-cerita yang terdaholo termasuk berita-berita dan cerita-ceriita yang berasal dari orang-orang Yahudi dan Nasrani, bahkan kadang-kadang berasal dari kaum Zindik yang ingin merosak agama Islam. Dalam menghadapi tafsir yang sepenti ini sangat diperlukan penelitian dan pemeriksaan oleh kaum Muslim sendlri. Yang mentafsirkan Al Qur’an secara ini yang paling terkenal ialah Atsa Tsa’labi, kemudian ‘Alaauddin bin Muhammad Al Baghdaadi (wafat 741 H), tafsir Al Khaazin juga termasuk golongan ini .
4. Golongan yang mengutamakan pentafsiran ayat-ayat yang berhubungan dengan hukum: menetapkan hukum-hukum fikh. Pentafsiran yang seperti ini telah dilakukan oleb Al Qurthuby dengan tafsirnya: Jami’ Ahkaamul Qur’an; Ibnul Araby dengan tafsirnya: Ahkaamul Qur’an, Al Jashshaash dengan tafsirnya: Ahkaamul Qur’an, Hasan Shiddiq Khan dengan tafsirnya: Nailul Maraam.
5. Golongan yang mentafsirkan ayat-syat Al Qur’an yang berhubungan dengan sifat-sifat Allah. Ayat-ayat itu seakan-akan berlawanan dengan sifat-sifat kesucian dan ketinggian Allah. Lalu dengan pentafairan itu teranglah bahwa ayat-ayat itu tidak berlawanan dengan sifat-sifat Allah yang sesungguhnya. Pentafsir yang terkenal mentafsirkan ayat seperti tersebut di atas ialah Imam Ar Razy (meninggal 610 H) dengan tafsirnya: Mafa’tihul Ghaib.
6. Golongan yang menitikberatkan pentafsirannya kepada isyarat-isyarat Al Qur’an yang berhubungan dengan ilmu solok dan tashawwuf, seperti tafsir:
Ar Tasturi, susunan Abu Muhammad Sahl bin Abdullah At Tasturi.
7. Golongan yang hanya memperkatakan lafazh Al Qur'an yang gharib (yang jarang terpakai dalam perkataan sehari-hari), seperti kitab Mu'jam Ghariibil Qur’an, nukilan Muhammad Fuad Abdul Baaqi dari Shaheh Bukhari.
• Di samping itu masih kita dapati kitab-kitab tafsir seperti dari:
• 1. Aliran Mu'tazilah, Banyak sekali, bahkan ratusan kitab-kitab tafsir yang dikarang menurut aliran ini sesuai dengan dasar-dasar pokok aliran Mu’tazilah. Tetapi yang sampai kepada generasi sekaang amat sedikit sekali jumlahnya, seperti Kitab Majaalisusy Syariff al Murtadba. Menurut pendapat sebahagian ahli tafsir kitab Majaalisusy Syariif al Murtadha bernafaskan aliran Syi’ah Mu’tazilah. Kumpulan tafsir ini sekarang telah dicetak di Mesir dengan nama Amali Al Murtadha.
2. TafsirAliran Syi’ah.
Kaum Syi’ah banyak menghasilkan kitab-kitab tafsir. Pentafsiran mereka ditujukan kepada pengagungan Ali dan keturunannya, penghinaan terhadap Abu Bakar, Umar, Utsman dan sebagainya. Mereka berani melakukan ta'wil yang jauh sekali untuk kepentingan aliran mereka.

Zaman baru
• Zaman ini dapat dikatakan dimulai sejak akhir abad ke 19 sampai saat ini. Penganut agama Islam seteah sekian lama ditindas dan djajah bangsa Barat telah mulai bangkit kembali. Di mana-mana umat Islam telah merasakan agama dihinakan, dan menjadi alat permainan. serta kebudayaan mereka telah dirosak dan dinodai.
• Maka terkenallah modenisasi Islam yang dilakukan di Mesir oleh tokoh-tokoh Islam Jamaluddin al-Afghani dan murid beliau Syekh Muhammad Abduh. Di Pakistan dan di India dipelopori oleh Sayid Ahmad Khan. Gerakan modenisasi ini tidak hanya di Mesir dan Pakistan saja, tetapi telah menjalar di Indonesia, yang dipelopori oleh H.O.S. Cokroaminoto dengan Syarikat Islamnya, kemudiin K.h. Ahmad Dahlan yang terkenal dengan perkumpulan Muhamadiyahnya dan K.H. Hasyim Asy'ari yang tekenal dengan perkumpulan Nahdatul Ulama dan A.Hasan dengan persatuan Islamnya.
• Bentuk modernisasi Islam pada masa ini telah menggali kembali Api Islam yang telah hampir padam, membela agama Islam dari serangan sarjana-sarjana Barat. Dalam usaha membela agama Islam dari serangan Barat ini, kaum Muslimin mempelajari pengetahuan-pengetahuan kemajuan-kemajuan , bahkan tradisi yang dipakai oleh Barat untuk dijadikan alat penangkis serangan-serangan itu.
• Begitu pulalah kitab tafsir yang dikarang daalam zaman ini, mengikuti garis perjuangan dan jalan fikiran kaum Muslimin pada waktu itu, seperti halnya tafsir al Manor, yang ditulis oleh Rasyid Ridha. tafsir Mahaasinut ta'wil susunan Syekh JamaIuddin Al Qasimi, tafsir, Jawahir oleh Thanthawi Jauhari dan tafsir yang lain yang tidak sedikit jumlahnya.
• TafsirAl Qur’an dalam bahasa Indonesia.
• Usaha mentafsirkan Al Qur’an dalam balsasa Indonesia telah dllakukan oleh para ulama Islam Indonesia. Sampai sekarang telah ada beberapa kitab tafsir Al Qur’an yang diterbitkan selengkapnya. A. Halim Hasan baru dapat menyelesaikan enam setengah juz dan yang enam juz telah diterbitkan oleh "Pustaka Islamiyah Medan". Kitab tafsir yang telab mulai diterbitkan, sejak tahun 1936 ini, menurut pengarang-pengarangnya banyak mengutip pendapat-pendapat ahli tafisr yang terdapat pada ahli tafsir yang berbahasa Arab. Tafsir An Nur karangan Prof. TM. Hasbi Ash Shiddieqy, mulai diterbitkan tahun 1956, dan telah selesai diterbitkan oleh penerbit "Bulan Bintang" Jakarta. Kitab tafsir ini, merupakan tafsir Al Qur’an yang pertama yang lengkap dalam bahasa Indonesia, kerana telah selesai dikerjakan seluruhnya oleh pengarangnya. Dr. H. Abdul Malik Karim Amirullah (HAMKA) menyusun tafsir Al-Azhar (30 juz) tahun 1973. Di samping itu terdapat kitab-kitab tafsir yang lain dalam bahasa Indonesia yang lengkap atau belum merupakan tafsir Al Qur’an seluruhnya.
• Dalam Pelita I (1969) Penafsiran Al Qur’an adalah termasuk salah satu projek yang diutamakan, sebagaimana halnya Penterjemahan Al Qur’an yang dilaksanakan oleh Departmen Agama R.I. Untuk pelaksanaannya maka dlbentuklah Dewan Penyelenggara Pentafsir Al Qur’an (SK Menteri Agama No. 90 tahun 1972). Dewan ini telah menyelesaikan tugasnya dan akhirnya "Al Qur’an dan Tafsirnya" dapat diterbitkan (dalam 10 jilid dan 1 jilid muqaddimah).





PENAFSIRAN AL QURAN
Metode Penafsiran Al-Qur’an

Faktor-Faktor yang mempengaruhi metode penafsiran
Pertama: Selama masa para khalifah, umat Islam telah terjalin hubungan dengan negara-negara yang dikuasainya, sehingga tercipta hubungan antara mereka dengan para tokoh dari bermacam-macam agama dan aliran.
Kedua: Pada akhir-akhir abad pertama kekuasaan Bani Umayyah, hingga masa kekuasaan Bani Abbasiyah banyak buku filsafat Yunani diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, sehingga ilmu logika dan filsafat Yunani banyak mewarnai umat Islam dalam mengkaji keislaman.
Ketiga: Dalam waktu yang sama juga tersebar ilmu tasawuf sebagai tandingan ilmu filsafat, dan manusia cenderung pada ilmu-ilmu agama melalui pelatihan-pelatihan jiwa tanpa kajian-kajian logika yang mendalam.
Keempat: Saat itu masih banyak ahli hadis yang beribadah berdasarkan makna-makna hadis secara lahiriyah, tanpa mengkaji secara mendalam nilai-nilai sastranya.
Karena itu, pada abad kedua ulama Islam terbagi menjadi empat kelompok: teolog, filosuf, sufi, dan ahli hadis. Mereka hanya bersatu dalam kalimat syahadat, mereka berbeda pendapat dan pandangan dalam hal misalnya: makna Asma Allah, sifat dan perbuatan-Nya; makna langit dan isinya, qadha’ dan qadar, kemerdekaan dan keterpasaan, kematian, alam barzakh dan kiamat, surga dan neraka. Sebab itulah, mereka mempunyai metode yang berbeda-beda dalam mengkaji dan menafsirkan Al-Qur’an. Setiap kelompok memahami ayat-ayat Al-Qur’an sesuai dengan metode mereka masing-masing, guna melestarikan dan menonjolkan mazhabnya.
Para ahli hadis, mereka menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an hanya berdasarkan riwayat-riwayat yang bersumber dari pendahulunya yaitu para sahabat dan tabi’in. Sehingga mereka fanatik dan hanya berpegang teguh pada riwayat-riwayat pendahulunya tanpa mau mengkaji berdasarkan ayat-ayat Allah swt:
“Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: Kami beriman pada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami.” (Ali-Imran: 7)
Mereka salah dalam hal itu, karena dalam Al-Qur’an Allah tidak melarang menggunakan akal sebagai hujjah. Bagaimana mungkin Allah melarangnya sedangkan Dia memerintahkannya dalam kitab-Nya. Di sisi lain, Allah tidak pernah memerintahkan untuk mengikuti pendapat para sahabat dan tabi’in, apalagi yang saling bertentangan satu sama lain, dan yang tak dapat dipertanggung-jawabkan. Bahkan Allah meniadakan semuanya.
Yang Allah perintahkan adalah merenungi ayat-ayat-Nya agar perbedaan pendapat yang disebabkan oleh mereka tidak mengakar dan tersebar. Allah menjadikan “perenungan” sebagai petunjuk, cahaya dan penjelas bagi setiap sesuatu. Maka bagaimana mungkin cahaya itu dapat bersinar tanpa perenungan dan pemikiran yang mendalam. Mana mungkin petunjuk Ilahi bisa memancar dari selain cara ini, dan bagaimana mungkin cahaya Al-Qur’an bisa nampak jelas tanpa cara ini.
Para teolog sebenarnya dipengaruhi oleh bermacam-macam pendapat kemazhaban sehingga mewarnai penafsiran mereka, dan dalam menakwilkan ayat-ayat Al-Qur’an.
Perbedaan pendapat setiap mazhab disebabkan oleh perbedaan pijakan metode dan teori ilmiah, atau hal-hal yang lain seperti taklid buta dan fanatik kesukuan. Sehingga penafsiran mereka dan metode kajiannya jauh dari harapan sebagai tafsir dan tak layak disebut penafsiran, yang tepat disebut sebagai “penyesuaian”.
Dari sinilah jelas bahwa penafsiran ayat-ayat Al-Quran ada dua macam:
Pertama: Apa yang dijelaskan oleh Al-Qur’an itu sendiri?
Kedua: Bagaimana cara menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an agar sesuai dengan mazhab mufassirnya?
Dua metode ini perbedaannya jelas: Yang pertama, melepaskan kepentingan-kepentingan mazhabnya dan menafsirkan Al-Qur’an sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Al-Qur’an. Yang kedua, membuat sendiri kaidah-kaidah penafsiran agar hasil penafsirannya sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penafsirnya, paling tidak sesuai dengan pendahulunya. Cara penafsiran yang kedua sudah jelas, tujuannya bukan suatu kajian tentang makna Al-Qur’an itu sendiri.
Para filosuf juga tidak jauh berbeda dengan para mufassir dari kalangan para teolog. Mereka berusaha menyesuaikan ayat-ayat Al-Qur’an dengan dasar-dasar filsafat Yunani kuno (yang terbagi ke dalam empat cabang: matematika, natural rains, ketuhanan dan hal-hal yang praktis termasuk hukum). Terutama filosuf yang beraliran Paripatetik (Al-Masyaiyun), mereka menakwilkan ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan hal-hal yang metafisik, ayat-ayat penciptaan, peristiwa-peristiwa langit dan bumi, ayat-ayat tentang alam Barzah dan hari kiamat. Sehingga tidak sedikit filosuf muslim yang terperangkap dengan sistem filsafat tersebut, mereka meninggalkan kajian-kajian yang berkenaan dengan astronomi universal maupun parsial, keteraturan unsur-unsur alam, hukum-hukum astronomi dan unsur-unsur lainnya yang berkaitan dengan ayat-ayat Al-Qur’an.
Kelompok sufi, mereka disibukkan oleh aspek-aspek esoterik penciptaan, memperhatilcan ayat-ayat Al-Quran yang berkaitan dengan kejiwaan tanpa memperhatikan alam nyata dan ayat-ayat yang yang berkaitan dengan astronomi. Kajian mereka hanya menfokuskan pada takwil, meninggalkan Asbabun nuzul ayat-ayat Al-Qur’an. Pola mereka inilah yang membawa manusia pada pola takwil dan penafsiran dalam ekspresi puitis, menggunakan sesuatu sebagai dalil untuk membenarkan sesuatu yang lain. Begitu buruknya kondisi ini sehingga ayat-ayat Al-Qur’an hanya ditafsirkan berdasarkan jumlah angka dan huruf; surat-suratnya dibagi berdasarkan cahaya dan kegelapan, kemudian mereka menafsirkannya berdasarkan pembagian itu.
Sebagaimana dimaklumi bahwa Al-Qur’an diturunkan bukan hanya untuk memberi petunjuk pada kaum sufi, tidak hanya diperuntukkan untuk mengetahui jumlah nilai angka surat-surat Al-Qur’an. Ilmu-ilmu Al-Qur’an bukan untuk disesuaikan dengan perhitungan astrologi yang dibuat oleh ahli nujum yang mengutip dari Yunani dan lainnya, sesudah buku-buku mereka diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.
Sehubungan dengan persoalan tersebut banyak disebutkan di dalam hadis Rasulullah saw dan para imam Ahlul Bait (sa) misalnya:
“Sesungguhnya Al-Qur’an ini mempunyai makna lahir dan batin, satu makna batin mempunyai tujuh atau tujuh puluh batin…”
Rasulullah saw dan Ahlul baitnya (sa) memperhatikan makna lahir Al-Qur’an sebagaimana mereka memperhatikan makna batinnya, mereka memperhatikan Asbabun nuzulnya sebagaimana memperhatikan takwilnya. Insya Allah kami akan menjelaskannya pada awal Surat Ali Imran, yakni tentang yang dimaksud dengan takwil adalah makna yang bertentangan dengan bahasa yang berlaku di kalangan umat Islam setelah turunnya Al-Qur’an dan tersebarnya Islam; dan bahwa kata takwil yang dikehendaki Al-Qur’an, yang terdapat di dalam ayat-ayatnya, adalah bukan dari sisi makna dan pengertiannya.
Di abad modern ini bertebaran metode baru penafsiran Al-Qur’an disebabkan oleh beberapa tokoh Islam yang terpengaruh oleh ilmu-ilmu natural, ilmu-ilmu inderawi dan eksperimental, dan ilmu-ilmu sosial yang didasarkan pada eksperimen statistik. Mereka cenderung pada filsafat materialisme Barat, atau pada pragmatisme.
Akibat terpengaruh oleh teori-teori yang anti Islam, mereka mempropagandakan bahwa ilmu-ilmu Islam tidak mungkin bertentangan dengan metode yang ditetapkan oleh sains; tidak ada satu pun wujud, kecuali material dan inderawi. Karena itu ayat-ayat Al-Qur’an yang tidak sesuai atau bertentangan dengan sains, seperti Arasy, Kursi, Lawh dan Al-Qalam, semuanya harus ditakwil. Adapun ayat-ayat Al-Qur’an yang tidak bertentangan dengan sains seperti adanya hari kiamat, walaupun begitu, ia harus disesuaikan dengan kaidah-kaidah material.
Adapun hal-hal yang ditetapkan oleh syariat seperti wahyu, malaikat, setan, nubuwah, risalah, imamah dan lainnya, mereka menganggapnya sebagai persoalan ruhiyah. Sedangkan ruh itu sendiri menurut mereka adalah material dan bagian dari hal-hal yang inderawi. Karena itu ketetapan syariat menurut mereka merupakan manifestasi dari masalah-masalah sosial yang khusus, yang hukum-hukumnya harus didasarkan pada pemikiran yang baik agar tercapai tujuan masyarakat yang baik.
Kemudian mereka mengatakan: Tidak dibenarkan berpegang teguh dengan hadis-hadis kecuali yang sesuai dengan Al-Qur’an. Sedangkan Al-Qur’an tidak boleh ditafsirkan berdasarkan ra’yu dan mazhab-mazhab terdahulu yang menggunakan dalil-dalil akal. Karena dalil-dalil itu telah digugurkan oleh sains yang didasarkan pada inderawi dan eksperimen, bahkan Tifsir Al-Qur’an itu harus ditinggalkan kecuali yang telah dibenarkan oleh sains.
Inilah pemyataan-pemyataan yang dikemukakan oleh para pengikut metode inderawi dan eksperimental. Pola inilah yang mewamai mereka dalam menafsirkan Al-Qur’an. Dan di sini kami tidak akan membicarakan dasar-dasar ilmiah dan filosufis mereka. Kami hanya akan memaparkan sumber-sumber yang dijadikan rujukan oleh para mufassir pendahulu mereka. Yakni penafsiran yang sifatnya penyesuaian. Mereka merujuk pada metode pendahulunya dalam menafsirkan Al-Qur’an. Mereka beranggapan bahwa penafsiran yang terbaik adalah menafsirkan Al-Qur’an dengan Al-Qur’an di samping dengan sains.
Dengan kata lain, apa yang harus dilakukan jika mereka belum berhasil menemukan makna-makna Al-Qur’an yang dapat disesuaikan dengan teori-teori ilmiah? Maka saat itulah mereka menyesuaikan metodenya dengan metode pendahulunya, menganggap maslahat hal-hal yang mafsadat.
Jika anda menggunakan akal yang sehat tentang cara pengutipan kitab-kitab tafsir pada umumnya, maka Anda akan jumpai: bahwa mereka telah bekerjasama dalam kelemahan dan kekurangan akibat argumen-argumen ilmiah dan filosufis, yang tidak sesuai dengan dalil-dalil Qur’ani, atau menyesuaikan ayat-ayat Al-Qur’an dengan hal-hal yang eksternal. Karena itu metode mereka lebih tepat disebut “penyesuaian” bukan penafsiran atau kajian tafsir. Sehingga bagi mereka realitas-realitas Qurani merupakan simbol-simbol, dan Asbabun nuzul beberapa ayatnya menjadi takwil-takwil.
Sebagaimana telah kami isyaratkan bahwa Al-Qur’an ini telah mendefinisikan dirinya: Pemberi petunjuk pada alam semesta, cahaya yang terang dan penjelas bagi setiap sesuatu. Al-Qur’an menjadi petunjuk bersama pendampingnya, bersinar bersama pendampingnya dan memberi penjelasan bersama pendampingnya. Lalu siapakah pendampingnya? Bagaimana keadaannya? Dengan apa ia memberi petunjuk padanya? Siapa yang dijadikan rujukan jika terjadi perbedaan pendapat? Di sinilah letak perbedaan yang sangat jauh di kalangan mufassir.
Mengapa perbedaan ini melahirkan pandangan yang berbeda dalam memahami kata atau kalimat ayat-ayat Al-Qur’an menurut bahasa arab dan ‘urfi bahasanya. Padahal Al-Qur’an jelas berbahasa Arab, tidak sulit untuk dipahami oleh bangsa arab dan non-arab yang
telah benar-benar mengenal secara baik bahasa arab berikut kontek kalimatnya.
Tidak ada satu pun ayat Al-Qur’an yang musykil, dan tak jelas untuk dipahami maknanya. Mengapa? Sebab Al Qur’an menggunakan bahasa yang paling fasih. Dari segi syarat kefasihan bahasa, bahasa Al-Qur’an tidak mengandung kemusykilan dan ketidakjelasan, sekalipun ayat-ayat tertentu yang Mutasyabih seperti nasikh-mansukh dan lainnya. Dari segi mafhum sudah jelas tujuannya. Yang mutasyabih hanya dalam maksudnya, dan itupun jelas. Perbedaan itu hanya terjadi dalam soal Mishdaq (ekstensi)nya, dan sesuatu yang dituju oleh konsep dan ekstensi.
Di sini perlu ditegaskan bahwa dalam hidup ini kita telah terbiasa, misalnya: ketika mendengar suatu kata, pikiran kita mendahului maknanya dengan makna yang material atau sesuatu yang berkaitan dengan materi. Sedangkan materi merupakan sesuatu yang mengalami perubahan dalam tubuh kita, dan kekuatan kita yang berhubungan dengannya hanya dalam kehidupan di dunia. Karena itu ketika kita mendengar kata hidup, ilmu, kekuasaan, pendengaran, penglihatan, ucapan, kehendak, ridha, ciptaan dan lainnya, maka yang mendahului dalam pikiran kita adalah makna yang berkaitan dengan wujud-wuju
d materi.

Rabu, 13 Oktober 2010

JOTA-JOTI 2010



Eh, aku punya info nih. Buat kalian yang masih jadi anggota pramuka (siaga, penggalang, pandega). Ikutan deh, event ini. Ni even buat kalian. Tanggal 15,16,17 oktoober besok. Ada JOTA-JOTI (Jamboree On The Air – Jamboree on The Internat). So, kalian bisa ikutan kegiatan ini.
Diliat-liat sih asyik… Ada beberapa yang aku suka. Chatting, n liat-liat milis. Aku dapat info ini dari kakak-kakak DKC Kota Depok.. Kalo ditempatku ada beberapa kategori yang dilombakan. Antara lain pengertian JOTI, akses internet, menggunakan aplikasi, Pengisian Log Sheet (AKu sendiri belum tau ) n QSL card (Bukan SQL lo). Terus, pendaftarannya gratis lagi.. Asyik kan!?
Aku sendiri sih pengen ikutan. Mungkin blog-ku ini yang akan aku ikutkan. Hehe…
Ya, aku pikir-pikir kagiatan kayak gini bagus. Mungkin bisa menghapus anggapan bahwa pramuka itu ketinggalan jaman, gak ada gunanya dll. Oke deh, kalo mau ikut hubungi aja Kwarcab daerahmu. Kegiatan ini nggak hanya untuk daerahku aja. Ini untuk daerah seluruh Indonesia. Bahkan mungkin juga blog kamu diliat oleh orang-orang di negara lain. Oke kan…
Semoga saja semua yang ikut kegiatan ini dapat memperoleh tujuan diadakannya kegiatan ini, yaitu mengerti tentang perkembangan teknologi yang dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya
Oke deh,,,.………
Salam bhineka thunggal ika!!!!


Sebuah Pengantar

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Salam Pramuka!
JOTA dan JOTI merupakan kegiatan tahunan yang diikuti oleh Gerakan Pramuka yang didalamnya menjadi ajang pertemuan dan persahabatan serta pertukaran informasi antar pandu diseluruh dunia. Ruang lingkup kegiatan ini tak lagi meliputi Indonesia saja, namun juga di seluruh dunia. Seluruh pandu, tak kenal batasan usia dan batasan negara dapat saling berinteraksi dan berkomunikasi melalui media internet dan radio. Sebuah kegiatan yang sangat spektakuler di dunia maya dan jagad angkasa yang mampu membawa jutaan orang dalam waktu yang bersamaan untuk saling bertemu, menyapa dan menjalin persahabatan, walaupun melalui udara dan melalui internet saja.
Selama ini telah banyak kegiatan JOTA dan JOTI yang dilaksanakan dan Gerakan Pramuka Indonesia tidak pernah absen ikut serta di dalamnya. Namun, belum terdapat panduan JOTA dan JOTI yang mampu dipakai secara umum di seluruh Indonesia sebagai panduan singkat bagi para penyelenggara dan peserta kegiatan JOTA JOTI . Sebuah panduan yang mampu memberikan informasi singkat dan esensial bagi para JOTA dan JOTIERS untuk membantu mereka dalam ber JOTA dan JOTI. Ucapan terima kasih saya ucapkan
kepada seluruh pihak atas seluruh dukungan dan bantuan yang diberikan sehingga
panduan ini dapat tersusun dengan baik.
Penulis sangat menyadari masih sangat banyak kekurangan dalam buku panduan
ini, penulis sangat terbuka dalam menerima kritik dan saran untuk perbaikan buku
ini di masa yang akan datang.

Yours In Scouting

”Yugo Mantias Nurcahyo”



Apa itu JOTA dan JOTI??
neh aku kasih tau,,
Jamboree on the Air (JOTA)dan jamboree on the internet (JOTI) merupakan dua
kegiatan besar yang diadakan setiap tahun oleh WOSM. Pada tingkatan Asia Pasifik, kegiatan serupa juga didadakan dengan nama APAJ/APIJ yang merupakan singkatan dari Asia Pacific Air/Internet Jamboree. Pada dasarnya dua kegiatan ini adalah kegiatan pertemuan para pandu diseluruh dunia di ladang dunia maya dan di udara. Seluruh pandu dari seluruh sudut dunia mampu bergabung dengan kegiatan ini, tak peduli usia, golongan, tingkatan dan batasan negara, mereka semua dapat berjamboree di satu tempat yang sama selama mereka memiliki radio dan atau koneksi ke internet untuk dapat bertemu dan menyapafellow
scouters walaupun tidak bertatap muka berhadap hadapan secara
langsung. Kegiatan JOTA dan JOTI pada tingkat dunia diadakan oleh
WOSM pada akhir minggu ketiga bulan Oktober.
JOTA
Kegiatan JOTA diadakan untuk kali pertamanya pada tahun 1957
bertepatan dengan milad ke 15 gerakan kepanduan sedunia. Stasiun Dunia JOTA perdana dibericalls ign G3BHK. Diperkirakan sebanyak 500.000 pandu sedunia bergabung dengan kegiatan JOTA setap tahunnya. Setengah juta orang tersebut bertemu dan berkumpul di jaringan radio amatir, dan semenjak 2004 juga bergabung melalui jaringan radio yang diselaraskan dengan internet atau lebih dikenal dengan jaringan VOIP based Echolink. Setiap peserta yang
bergabung dengan JOTA diharapkan untuk mengirimkan konfirmasi bahwa telah bercakap cakap dengan lawan bicaranya melalui informasi yang dikenal dengan nama QSL Card baik melalui surat konsional maupun melalui media internet (eQSL).
JOTI
Jamboree on the Internet diadakan pertama kali pada tahun 1996 semenjak WOSM menyadari bahwa keberadaan internet telah meluas dan merambah banyak golongan masyaralat dan pandu. Disisi lain, di dunia maya, para pandu telah mengadakan pertemuan dan Jamboree-Jamboree di dunia maya, sehingga pada tahun 1996 WOSM memutuskan untuk
membuka tempat khusus yang resmi dijadikan tempat berjamboree di ladang internet. JOTI dapat diikuti seluruh pandu diseluruh dunia dengan menggunakan media internet. Metoda umum yang digunakan dalam JOTI adalah IRC atau chat (termasuk di dalamnya Conventional Chat, Video Chat dan Voice Chat), Email, dan VOIP atau berbicara dengan kawan melalui media internet. Ketiga metoda ini dijadikan media bagi para pandu untuk dapat belajar mengenai pandu dari negara lain beserta segala macam informasi mengenai kehidupan mereka di tempat lain di sudut lain bumi ini. Rekor yang pernah tercatat dalam joti adalah 4.000 pandu yang online secara bersamaan pada 18 oktober 2005 pukul 9.00 GMT (waktu Greenwich atau pukul 4 Sore waktu Indonesia bagian Barat)

Sabtu, 04 September 2010

DAJJAL


Ad-Dajjāl (Arabالدّجّال) adalah seorang tokoh kafir yang jahat dalam Eskatologi Islam, ia akan muncul menjelang Kiamat. Dajjal pembawa fitnah di akhir zaman, menurut hadits Muhammad bersabda: “"Sejak Allah swt menciptakan Nabi Adam a.s. sampai ke hari kiamat nanti, tidak ada satu ujian pun yang lebih dahsyat daripada Dajjal"

ETIMOLOGI

Dajjal adalah kata Arab yang lazim digunakan untuk istilah "nabi palsu". Namun istilah Ad-Dajjal, merujuk pada sosok "Penyamar" atau "Pembohong" yang muncul menjelang kiamat. Istilahnya adalah Al-Masih Ad-Dajjal (Bahasa Arab untuk "Al Masih Palsu") adalah terjemahan dari istilah Syria Meshiha Deghala yang telah menjadi kosa kata umum dari Timur Tengah selama lebih dari 400 tahun sebelum Al-Quran diturunkan.

Istilah Meshiha Deghala berasal dari kata antichristos yang merupakan bahasa Yunani. Secara internasional, sosok ini dikenal dengan Dajjal, tanpa menambahkan tata bahasa Arab. Namun istilah Dajjal telah merujuk kepada apa yang dimaksud Ad-Dajjal dalam istilah bahasa Arab.

BIOGRAFI DAJJAL

Dajjal tidak disebut dalam Al-Quran, tetapi terdapat dalam hadis dan Sunah yang menguraikan sifat-sifat Dajjal. Berdasarkan kepercayaan yang telah umum dalam kalangan muslim, karakteristik ad-Dajjal adalah sebagai berikut:

* Dajjal memiliki cacat fisik berupa mata kiri yang buta, dan mata kanan yang dapat melihat tetapi berwarna gelap (hitam). Dalam beberapa hadis menjelaskan ia hanya memiliki sebuah mata. Ia akan menunggangi keledai putih yang satu langkahnya sama dengan satu mil jaraknya. Keledai tersebut memakan api dan menghembus asap, dapat terbang di atas daratan dan menyeberangi lautan.
* Dajjal seorang pemuda posturnya gemuk, kulitnya kemerah-merahan, berambut keriting, matanya sebelah kanan buta, dan matanya itu seperti buah anggur yang masak’ (tak bersinar), serupa dengan Abdul Uzza bin Qathan (lelaki Quraisy dari Khuza’ah yang hidup di zaman Jahiliyah).
* Dia akan menipu para umat muslim dengan mengajari mereka tentang surga, tapi ajaran tersebut adalah sebaliknya (Neraka).
* Huruf Arab Kaf Faa Raa (kafir, bermakna kufur) akan muncul pada dahinya dan akan mudah dilihat oleh muslim yang bisa membaca maupun yang buta huruf.
* Dia dapat melihat dan mendengar di banyak tempat pada waktu bersamaan.
* Dia mempunyai keahlian untuk menipu manusia.
* Dia akan coba meletakkan manusia pada tingkatan Tuhan.
* Dia akan menyatakan dirinya adalah Tuhan dan akan menipu manusia dalam berpikir. Ia mengatakan bahwa ia telah bangun dari kematian. Salah satu orang penting akan ia bunuh dan kemudian ia akan menghidupkannya. Sesudah itu Allah akan menghidupkan apa yang ia bunuh tersebut, setelah itu ia tidak memiliki kekuatan ini lagi. Berdasarkan sumber lain tentang akhirat yang ditulis Anwar al-Awlaki), seorang lelaki beriman akan datang dari Madinah terus ke Dajjal, berdiri pada atas Uhud, dan dengan beraninya mengatakan bahwa Dajjal adalah Dajjal. Kemudian ia akan bertanya, "Apakah kamu percaya bahwa aku adalah Tuhan jika aku membunuhmu dan kemudian menghidupkan kamu?" Lalu Dajjal membunuh lelaki beriman tersebut, setelah itu menghidupkannya kembali, namun lelaki itu akan berkata bahwa dia semakin tidak percaya bahwa Dajjal adalah Tuhan.
* Siapa saja yang menolak dan tidak percaya dengannya, mereka akan menderita kemarau dan kelaparan. Siapa saja yang menerimanya akan hidup dalam kehidupan senang.
* Sebagian besar ajaran Islam mempercayai bahwa ia muncul di Kota Isfahan
* Dia tidak bisa memasuki Makkah atau Madinah karena dijaga para malaikat.
* Imam Mahdi akan melawannya atas nama Islam.
* Dia akan dibunuh oleh Nabi Isa dekat pintu gerbang Lud yang merupakan wilayah Israel saat ini.


Dajjal membawa air dan api

Bedasarkan sebuah hadis yang menceritakan tentang Dajjal. Hadis tersebut menceritakan suatu hari pada musim kemarau, Dajjal akan bertanya, "Apakah kamu menginginkan api atau air?" Jika menjawab air, itu bermakna api yang diberikannya, Jika jawabannya api, ia akan memberi air. Kamu akan diberikan air jika kamu mengakui Dajjal adalah Tuhan dan bila kamu murtad dari agama Allah. Apabila kamu lebih memilih api tetapi tetap berada di jalan Allah, maka kamu akan dibunuhnya.

Dajjal membawa api dan air; Muhammad bersabda: "Sesungguhnya Dajjal itu akan keluar dengan membawa air dan api, maka apa yang dilihat manusia sebagai air, sebenarnya itu adalah api yang membakar. Sedang apa yang dilihat oleh manusia sebagai api, maka itu sebenarnya adalah air yang dingin dan tawar. Maka barangsiapa yang menjumpainya, hendaklah menjatuhkan dirinya ke dalam apa yang dilihatnya sebagai api, kerana ia sesungguhnya adalah air tawar yang nyaman."

Dajjal membawa sesuatu yang menyerupai syurga dan neraka; Dari Abu Hurairah berkata bahawa Rasulullah s.a.w bersabda: "Sukakah aku ceritakan kepadamu tentang Dajjal, yang belum diberitakan oleh Nabi kepada kaumnya. Sungguh Dajjal itu buta mata sebelahnya dan ia akan datang membawa sesuatu yang menyerupai syurga dan neraka, adapun yang dikatakan syurga, maka itu adalah neraka. Dan aku memperingatkan kalian sebagaimana Nabi Nuh a.s memperingatkan kepada kaumnya."

Dajjal membawa sungai air dan sungai api; Dari Abu Hudzaifah berkata bahawa Rasulullah s.a.w bersabda: Sesungguhnya aku lebih tahu dari Dajjal itu sendiri tentang apa padanya. Dia mempunyai dua sungai mengalir. Yang satu menurut pandangan mata adalah air yang putih bersih. Yang satu lagi menurut mata adalah api yang bergelojak. Sebab itu, kalau seorang mendapatinya hendaklah mendekati sungai yang kelihatan api. Hendaklah dipejamkan matanya, kemudian ditekurkan kepalanya, lalu diminumnya air sungai itu kerana itu adalah air sungai yang sejuk. Sesungguhnya Dajjal itu buta matanya sebelah ditutupi oleh daging yang tebal, tertulis antara dua 2 matanya (di keningnya) perkataan kafir yang dapat dibaca oleh setiap orang beriman pandai baca atau tidak.

Perlindungan dari Dajjal

Nabi Muhammad mengingatkan para pengikutnya untuk membaca dan menghapal sepuluh ayat pertama dari Surat Al-Kahfi sebagai perlindungan dari Dajjal, dan kalau bisa berlindung di kota Madinah dan Mekkah, karena Dajjal tidak akan pernah bisa masuk kota tersebut yang dijaga oleh para malaikat. Muhammad juga mengingatkan para pengikutnya untuk berdoa, "Ya Allah! Aku berlindung dengan-Mu dari bencana Dajjal." Dia juga menyatakan tidak ada musibah yang lebih hebat daripada bencana yang ditimbulkan Dajjal sejak penciptaan Nabi Adam hingga Hari Kebangkitan.

Segitiga Bermuda Tempat Tinggal Dajjal??


Teringat pada satu hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah s.a.w. telah bersabda, maksudnya, “Apabila salah seorang berada di tempat yang terbuka atau di tengah matahari sedang bersinar, lalu bayangan yang meneduhinya bergerak sehingga sebahagian dari dirinya terletak di tempat panas dan sebahagian lagi di tempat sejuk, maka hendaklah dia berdiri (meninggalkan tempat itu).”

Dikatakan, larangan ini kerana tempat seperti itu adalah tempat yang paling digemari oleh syaitan. Jadi apa kaitannya dengan Bermuda Triangle? Kawasan ini terletak di perairan Atlantik di pertengahan antara benua Amerika Utara dengan Afrika. Secara mudah, lokasi ini adalah kawasan pertembungan dua arus – panas dari Afrika dan sejuk dari Amerika Utara.
"Rasullullah S.A.W bersabda,"Wahai sekalian manusia,sesungguhnya tidak ada fitnah di muka bumi ini sejak Allah menciptakan Nabi Adam dan keturunannya yang lebih dasyat daripada dajjal.Aku adalah nabi terakhir,dan kamu sekalian adalah umat terakhir pula.Dajjal pasti keluar dari tenggah-tengah kamu.Jika ia keluar,sedang aku diantara kamu,maka aku akan mengalahkannya dengan hujjah dan kemampuanku.Jika ia keluar setelah aku tiada maka setiap orang akan menjadi penolong bagi dirinya sendiri untuk mengalahkan musuhnya.Allah adalah pengantiku bagi setiap muslim…”
Ada tempat di Segitiga Bermuda yang disebut Tongue of the Ocean atau “Lidah Lautan”. Lidah Lautan mempunyai jurang bawah laut (canyon) Bahama. Ada beberapa peristiwa kecelakaan di sana. Tidak banyak yang belum diketahui tentang Segitiga Bermuda, sehingga orang menghubungkan misteri Segitiga Bermuda ini dengan misteri lainnya. Misalnya saja misteri Naga Laut yang pernah muncul di Tanjung Ann, Massachussets AS, pada bulan Agustus 1917. Mungkinkah naga laut ini banyak meminta korban itu? Ataukah arus Cromwell di Lautan Pasifik yang menyebabkan adanya gelombang lautan disitu atau angin topan, gempa bumi di dasar lautan? Tak ada orang yang tahu.

Konon di sekitar kepulauan Bahama terdapat blue hole, yaitu semacam gua lautan. Dulu gua ini memang sungguh ada, tetapi setelah jaman es berlalu, gua ini terendam. Arus didalamnya sangat kuat dan sering membuat pusaran yang berdaya hisap. banyak kapal-kapal kecil atau manusia yang terhisap ke dalam blue hole itu tanpa daya, dan anehnya kapal-kapal kecil yang terhisap itu akan muncul kembali ke permukaan laut selang beberapa lama. Tapi yang menimbulkan pertanyaan ialah: Mungkinkah Blue Hole ini sanggup menelan kapal raksasa ke dasar lautan?
Misteri lain yang masih belum terungkap adalah misteri Makhluk Laut Sargasso, yang bukan semata-mata khayalan. Di Lautan Sargasso itu banyak kapal yang tak pernah sampai ke tujuannya dan terkubur di dasar laut itu. Di sana terhimpun kapal-kapal dari berbagai jaman, harta karun, mayat tulang belulang manusia. Luas Laut Misteri Sargasso ini 3650 km untuk panjang dan lebarnya 1825 km, dan di sekelilingnya mengalir arus yang kuat sekali, sehingga membentuk pusaran yang sangat luas yang berputar perlahan-lahan searah jarum jam. Didasar lautnya terdapat pegunungan yang banyak dan mempunyai tebing dan ngarai yang terjal.

Segitiga Bermuda memang menarik, sekaligus menakutkan. Konon perairan Karibia merupakan tempat yang banyak menyimpan keanehan-keanehan, seperti cahaya-cahaya yang tak jelas asalnya, bayangan-bayangan yang menakutkan, yang keluar masuk permukaan laut, bentuknya tak jelas tapi lebih besar dari ikan paus. Bentuknya seperti ubur-ubur raksasa dengan warna kulit keputihan dan pernah dilihat oleh dua orang (jadi bukan halusinasi).

Kamis, 02 September 2010

Matahari Kembar


Munculnya matahari kembar atau matahari baru menjadi perhatian para ilmuwan saat ini. 'Matahari kembar' ini tertangkap Teleskop Herschel dan disebut-sebut sebagai matahari baru, diperkirakan ukurannya akan lebih besar dibanding dengan matahari yang sekarang.
Kalau kita lihat sang calon bintang raksasa ini dalam citra teleskop tersebut tampak seperti sebuah gumpalan putih di tepi bawah gelembung. Embrio itu diperkirakan bisa tumbuh menjadi salah satu bintang terbesar dan yang paling cerah di galaksi dalam ratusan ribu tahun mendatang. Apa seperti artikel tentang kemunculan objek terang di luar angkasa yah?
Menurut info detektor inframerah yang di miliki oleh Teleskop Herschel mampu menangkap materi suhu rendah yang bisa melahirkan bintang, RCW 120 atau citra gelembung gas disinyalir dapat membantu untuk menjelaskan bagaimana proses sebuah bintang raksasa terbentuk. Waa canggih sekali yah teknologi yang di miliki oleh manusia sekarang ini, sampai-sampai kemunculan embrio bintang baru saja bisa di deteksi.
Menurut para peneliti juga di sinyalir calon bintang besar seperti matahari ini memiliki massa sekitar delapan hingga sepuluh kali lebih besar dibanding massa Matahari, dan dikelilingi begitu banyak material. Waw bisa kita bayangkan yah besar nya seperti apa, matahari yang ada di tata surya kita saja sudah sangat besar, ternyata ada lagi calon bintang yang masih jadi embrio bakal melebihi besarnya.
Info menyatakan jika saja ada banyak gas dan debu berjatuhan di embrio bintang baru tersebut maka objek baru luar angkasa ini mempunyai potensi untuk menjadi salah satu objek besar atau raksasa dalam Galaksi Bima Sakti, katanya juga jika saja ini terjadi maka kehadiran dari bintang baru pesaing dari matahari tersebut dapat mempengaruhi keadaan lingkungan sekitar.
Ilmuwan Herschel, Dr. Annie Zavagno, dari Laboratoire d’Astrophysique de Marseille menyatakan, “Ini merupakan bintang besar yang mengontrol evolusi kimia dan kedinamisan galaksi,” ia juga menambahkan lagi “Ini merupakan bintang besar yang menciptakan elemen berat seperti besi dan elemen-elemen tersebut akan berada di ruang antar bintang. Dan karena bintang-bintang besar mengakhiri hidup mereka dengan ledakan supernova, mereka juga menyuntikkan energi besar ke galaksi.”